Kolaborasi KBRI Phnom Penh dan Jurnalis Perkuat Hubungan Bilateral

Silakan Share

Hubungan diplomatik Indonesia dan Kamboja kembali menguat melalui kolaborasi Forum Indonesia–Kamboja yang digelar KBRI Phnom Penh bersama Club of Cambodian Journalists (CCJ).

Kolaborasi KBRI Phnom Penh dan Jurnalis Perkuat Hubungan Bilateral

Bertema Indonesia–Cambodia Diplomatic Relations and Development in Cambodia, forum ini menjadi ajang diskusi mengenai kerja sama bilateral, perdamaian, dan pembangunan. Sekitar 46 jurnalis dari berbagai media serta anggota Kamar Dagang Indonesia di Kamboja hadir dalam forum yang berlangsung hangat dan penuh semangat kolaboratif tersebut.

Di bawah ini Berita Indonesia Kamboja akan membahas bagaimana KBRI Phnom Penh dan para jurnalis Kamboja memperkuat hubungan bilateral melalui forum diplomasi yang sarat makna.

Menelusuri Akar Historis Persahabatan

Dalam sambutannya, Presiden Club of Cambodian Journalists, Puy Kea, menggarisbawahi pentingnya forum ini dalam mempererat komunikasi antara jurnalis Kamboja dan KBRI Phnom Penh. Ia menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas kesempatan untuk mendalami lebih jauh kontribusi Indonesia dalam pembangunan Kamboja.

Puy Kea menyinggung ikatan sejarah yang erat antara kedua bangsa. Yang berakar sejak era pendiri bangsa masing-masing, Presiden Sukarno dan Raja Norodom Sihanouk. Hubungan ini, menurutnya, telah teruji oleh waktu dan tetap kokoh meski melewati berbagai tantangan politik dan global.

“Hubungan Indonesia–Kamboja bukan hanya tentang diplomasi formal, tetapi juga tentang hubungan batin yang telah terjalin sejak lama” ujar Puy Kea.

Diplomasi Damai dan Peran Kunci Indonesia

Dalam sesi utama forum, Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto, memberikan paparan tentang sejarah hubungan bilateral. Ia menjelaskan bahwa kerja sama resmi antara Indonesia dan Kamboja dimulai pada tahun 1959. Namun, hubungan masyarakat kedua negara telah terjalin sejak jauh sebelumnya. Interaksi itu sudah ada sejak abad ke-9, pada masa kejayaan Kekaisaran Khmer.

Dubes Santo juga menyoroti peran penting Indonesia dalam mendukung proses perdamaian di Kamboja. Ia menyebutkan keterlibatan Indonesia dalam Pertemuan Informal Jakarta pada akhir 1980-an dan sebagai co-chair dalam Konferensi Perdamaian Paris. Tak hanya itu, Indonesia juga pernah menjadi fasilitator dialog antara Kamboja dan Thailand saat sengketa perbatasan pada tahun 2011.

“Indonesia selalu menjunjung tinggi penyelesaian konflik secara damai dan melalui dialog terbuka” tegas Dubes Santo.

Baca Juga:

Dorongan Baru Untuk Hubungan Ekonomi

Kolaborasi KBRI Phnom Penh dan Jurnalis Perkuat Hubungan Bilateral

Dalam bidang ekonomi, Duta Besar Santo mengungkapkan optimisme terhadap masa depan perdagangan bilateral. Ia menyampaikan bahwa nilai perdagangan antara Indonesia dan Kamboja telah konsisten melampaui USD 1 miliar dalam dua tahun terakhir dan diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2025.

Menurutnya, kehadiran produk-produk Indonesia di pasar Kamboja masih memiliki potensi besar untuk berkembang. Untuk itu, KBRI aktif mendorong peningkatan kesadaran konsumen Kamboja terhadap merek-merek asal Indonesia serta mengundang lebih banyak investor Indonesia untuk menanamkan modalnya di Kamboja.

“Kami ingin masyarakat Kamboja semakin mengenal dan mencintai kualitas produk Indonesia. Di saat yang sama, kami membuka pintu bagi pelaku usaha Indonesia untuk menjajaki peluang bisnis di sini” ujar Dubes Santo dengan penuh semangat.

Menuju Sousdey Indonesia 2025

Forum ini juga menjadi pembuka menuju ajang besar bertajuk “Sousdey Indonesia”. Pameran ini akan digelar di Koh Pich, Phnom Penh, pada 14–15 Juni 2025. Acara tersebut akan menampilkan budaya dan potensi ekonomi Indonesia. Produk, makanan, pariwisata, seni, hingga informasi beasiswa bagi pelajar Kamboja akan turut dipamerkan.

Dubes Santo mengajak seluruh peserta forum untuk ikut menyebarkan informasi mengenai pameran tersebut. “Ajaklah keluarga Anda! Ini akan menjadi acara yang menyenangkan dan penuh manfaat, bukan hanya untuk mengenal Indonesia, tetapi juga untuk menjalin persahabatan lintas budaya” ucapnya penuh antusias.

Peran Strategis Jurnalis

Salah satu sorotan penting dalam forum ini adalah pengakuan atas peran strategis jurnalis dalam memperkuat hubungan people-to-people antara Indonesia dan Kamboja. Duta Besar Santo mengajak para jurnalis Kamboja untuk menjadi jembatan informasi yang menyampaikan berbagai potensi kerja sama, serta mempererat pemahaman antarmasyarakat.

“Pers memiliki kekuatan untuk membangun jembatan pengertian antarbangsa. Kehadiran kalian di sini adalah bagian dari upaya memperkuat rasa saling percaya antara Indonesia dan Kamboja” katanya.

Komitmen Bersama Menuju Masa Depan

Forum ini ditutup dengan penegasan komitmen bersama antara Indonesia dan Kamboja. Kedua negara sepakat untuk mempererat kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Para peserta forum menekankan bahwa hubungan bilateral tidak hanya dibangun oleh pemerintah. Peran aktif masyarakat dan media juga sangat penting.

KBRI Phnom Penh dan para jurnalis Kamboja telah membuktikan pentingnya dialog terbuka. Diplomasi sejati juga hadir di ruang-ruang diskusi yang melibatkan suara publik. Simak dan ikuti terus Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar dari www.benangmerahnews.com