Seorang Pria di Kamboja Meninggal Dunia Akibat Flu Burung H5N1
Seorang pria berusia 22 tahun di Kamboja meninggal dunia akibat terinfeksi virus flu burung H5N1, kementerian Kesehatan Kamboja mengonfirmasi kematian tersebut pada 16 November 2025.

Kematian seorang pria di Kamboja akibat flu burung H5N1 pada November 2025, menyoroti ancaman berkelanjutan dari virus ini. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Kematian Akibat Flu Burung H5N1 di Kamboja
Seorang pria berusia 22 tahun dari Kien Khleang di Distrik Chroy Changvar Phnom Penh dilaporkan meninggal akibat flu burung H5N1. Hasil laboratorium dari Institut Kesehatan Masyarakat Nasional Kamboja pada 15 November 2025 menyatakan bahwa ia positif terinfeksi virus H5N1. Kematian ini menjadi kasus keenam akibat flu burung di Kamboja selama tahun 2025. Hingga November 2025 negara tersebut mencatat 17 kasus flu burung H5N1 pada manusia.
Flu burung H5N1 biasanya menyebar pada unggas yang sakit namun dapat menular ke manusia. Virus ini mampu menyebabkan penyakit berat bahkan kematian. Virus influenza tipe A adalah penyebab utama flu burung termasuk H5N1 yang dikenal memiliki tingkat kematian tinggi pada manusia.
Gejala dan Penularan Flu Burung H5N1
Gejala flu burung biasanya muncul dua hingga lima hari setelah terpapar. Setiap orang bisa mengalami gejala berbeda dari ringan hingga berat. Secara umum penderita mengalami demam batuk sakit tenggorokan hidung berair atau tersumbat serta nyeri otot.
Pada beberapa kasus muncul gejala lain seperti sakit kepala diare mual muntah dan mata merah. Infeksi berat dapat menyebabkan infeksi paru gagal napas atau acute respiratory distress syndrome (ARDS) kejang serta gangguan saraf.
Penularan terjadi ketika seseorang tidak sengaja menelan atau menghirup percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh mata hidung atau mulut dengan tangan yang terkontaminasi. Walau jarang flu burung dapat menular antarmanusia. Risiko lebih tinggi pada peternak penjagal unggas masyarakat yang tinggal dekat peternakan atau pasar unggas tenaga kesehatan dan orang yang berkunjung ke daerah wabah.
Baca Juga: Pertama Kali Digelar, Pasar Malam Indonesia Meriahkan di Phnom Penh
Upaya Pencegahan dan Kewaspadaan

Kementerian Kesehatan Kamboja meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan tidak mengonsumsi unggas yang sakit atau mati. Otoritas kesehatan sedang menyelidiki sumber infeksi dan memeriksa setiap kasus yang dicurigai termasuk kontak erat korban. Obat antivirus seperti Tamiflu diberikan kepada orang yang melakukan kontak langsung.
Pencegahan flu burung meliputi menghindari kontak dengan hewan sakit atau mati terutama unggas dan burung liar maupun domestik. Masyarakat juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi daging atau produk hewani yang mentah atau kurang matang. Mencuci tangan secara rutin atau memakai hand sanitizer sangat penting. Pekerja peternakan unggas dianjurkan memakai alat pelindung diri sesuai standar.
Kamboja telah melakukan sekuensing genom dan mengidentifikasi virus penyebab kasus ini sebagai H5N1 Clade 2.3.2.1c. WHO memperingatkan bahwa pengawasan yang tidak merata menghambat kemampuan global dalam mengelola risiko flu burung. WHO juga meminta semua negara meningkatkan pengawasan dan pelaporan kasus influenza pada hewan maupun manusia serta membagikan sampel dan data genetik.
Potensi Pandemi dan Tanggapan Global
Peneliti kesehatan global Dicky Budiman menyebut virus H5N1 berpotensi menjadi pandemi berikutnya jika terjadi mutasi yang memungkinkan penularan antarmanusia. Saat ini flu burung H5N1 berada pada level empat dari lima level menuju pandemi dengan penularan yang sudah terjadi pada mamalia.
Virus ini dianggap berbahaya karena sebagian besar manusia tidak memiliki imunitas dan belum ada vaksin yang tersedia. Tingkat kematian diperkirakan mencapai 30 hingga 50 persen.
Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO Sylvie Briand menyatakan bahwa situasi global H5N1 mengkhawatirkan karena penyebaran virus yang luas pada burung dan meningkatnya laporan kasus pada mamalia termasuk manusia.
WHO mendesak seluruh negara menjaga kewaspadaan tinggi. Upaya pencegahan global mencakup perlindungan terhadap unggas karena peternakan unggas menjadi titik penting dalam pengendalian H5N1. Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari tempo.co
- Gambar Kedua dari beritanasional.com