Kalau di Indonesia Pekerjaan Tidak Sulit, WNI di Kamboja Tidak Sebanyak Itu
Jika di Indonesia pekerjaan tidak sulit, Jumlah WNI yang memilih bekerja di Kamboja tidak mungkin meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Dibawah ini Indonesia Kamboja akan membahas fenomena ini terutama muncul karena minimnya lapangan pekerjaan yang layak di dalam negeri, sehingga banyak WNI merasa terdorong untuk mencari peluang di negara tetangga yang menawarkan gaji lebih tinggi, meskipun pekerjaan yang dijanjikan kerap berada di sektor ilegal atau berisiko.
Lonjakan WNI di Kamboja dan Alasan di Baliknya
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2020, terdapat sekitar 2.330 WNI di Kamboja, namun angka ini melonjak drastis. Menjadi hampir 20 ribu orang pada 2024, sementara kedatangan WNI meningkat sebelas kali lipat dalam rentang waktu tersebut.
Kemudahan visa yang diberikan negara ASEAN membuat banyak WNI memanfaatkan fasilitas bebas visa selama 30 hari. Kemudian mengonversinya menjadi izin tinggal jangka panjang, sehingga mereka dapat bekerja di Kamboja secara legal.
Mayoritas WNI yang pergi ke Kamboja merasakan keuntungan finansial, seperti Adi, seorang pekerja di industri judi online. Mengaku memperoleh penghasilan sekitar Rp 12-13 juta per bulan, jauh melebihi upah minimum regional di Indonesia. Mereka merasa hal ini lebih baik dibanding kondisi di dalam negeri, di mana lapangan pekerjaan terbatas dan upah relatif rendah.
Risiko dan Bahaya yang Mengintai Pekerja Migran
Meski gaji terlihat menarik, banyak WNI di Kamboja yang menghadapi risiko kerja ilegal, eksploitasi, hingga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Pekerjaan di sektor seperti judi online dan penipuan daring kerap melibatkan praktik yang tidak manusiawi, seperti penyiksaan dan pemaksaan bekerja. Bahkan terdapat kasus mengerikan seperti kematian akibat kondisi kerja buruk serta penyakit yang tidak tertangani secara layak.
Salah satu kisah tragis adalah Dody, seorang WNI yang meninggal dunia setelah dipaksa bekerja sebagai scammer hasil dari TPPO. Dengan keluarga yang kesulitan memulangkan jenazah akibat kendala biaya dan informasi. Hal ini menggambarkan betapa seriusnya dampak negatif dari fenomena ini.
Peningkatan Kasus Penipuan Online & Dampaknya
KBRI Phnom Penh mencatat peningkatan tajam kasus bermasalah yang menimpa WNI di Kamboja, terutama terkait penipuan daring atau online scam. Pada kuartal pertama 2025, terdapat lebih dari 1.300 kasus yang ditangani, dengan 85% di antaranya berhubungan dengan penipuan online. Angka ini menunjukkan kenaikan 174% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Fenomena ini diperparah dengan adanya operasi penggerebekan di berbagai pusat penipuan online dan pembentukan Komisi Pemberantasan Scam Online di Kamboja yang dipimpin perdana menteri. Meski ada upaya penegakan hukum, kasus ini kian mengkhawatirkan karena melibatkan banyak generasi muda. Dengan pendidikan tinggi dan berasal dari kelompok menengah, yang tergiur iming-iming gaji besar dan mudah.
Baca Juga:
Alasan Keterlibatan WNI di Pekerjaan Ilegal di Kamboja
Pola keberangkatan WNI ke Kamboja bervariasi, ada yang langsung menuju Kamboja dan ada pula yang migrasi dari negara lain setelah penertiban operasi judi online di Filipina pada 2024. Tidak semua WNI yang terlibat dalam penipuan online adalah korban perdagangan manusia, karena sebagian memilih bekerja secara sadar demi penghasilan tinggi, meskipun aktivitas tersebut ilegal.
Faktor utamanya adalah minimnya kesempatan pekerjaan di Indonesia serta pengaruh media sosial yang menyebarkan tawaran kerja besar. Dengan persyaratan mudah, sehingga banyak yang kurang waspada dalam mengecek kebenaran informasi tersebut.
Upaya Pemerintah & Organisasi Dalam Menghadapi Masalah Ini
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Phnom Penh dan Kementerian Luar Negeri aktif menangani kasus WNI bermasalah di Kamboja. Dengan memperkuat koordinasi lintas instansi dan meningkatkan kampanye edukasi tentang risiko kerja ilegal di luar negeri. Peringatan kepada masyarakat agar hati-hati dalam menerima tawaran kerja ilegal dan menggunakan jalur resmi dengan kontrak yang jelas sangat digalakkan.
Selain itu, Kementerian P2MI juga menolak penempatan pekerja migran ke Kamboja secara resmi karena tingginya risiko dan kasus eksploitasi yang terjadi di sana. Penyelidikan terhadap jaringan calo ilegal dan perdagangan orang dilakukan untuk memutus rantai perekrutan ilegal tersebut.
Pentingnya Perbaikan Kondisi Kerja & Peluang di Indonesia
Pakarnya menekankan bahwa fenomena peningkatan WNI ke Kamboja adalah cermin dari kegagalan negara menyediakan pekerjaan layak dan mengatasi pengangguran dalam negeri. Minimnya lapangan kerja dan pendidikan keterampilan membuat masyarakat memilih risiko tinggi demi penghasilan lebih baik.
Pemerintah dan berbagai organisasi disarankan untuk berinvestasi lebih serius dalam pengembangan ekonomi lokal, pelatihan vokasi, dan pembukaan lapangan kerja yang berkelanjutan. Perbaikan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada pekerjaan migran ilegal yang berisiko tinggi dan mengurangi kasus eksploitasi buruh migran.
Kesimpulan
Fenomena meningkatnya WNI di Kamboja yang memilih pekerjaan dengan risiko tinggi sebenarnya. Menyoroti sebuah persoalan utama tentang ketidakmerataan kesempatan kerja di Indonesia. Jika di Indonesia tersedia lebih banyak pekerjaan yang tidak sulit dan pendapatan mencukupi, tentu tidak akan sebanyak ini.
WNI yang rela menghadapi bahaya demi mencari penghidupan di luar negeri, khususnya di Kamboja yang banyak menyimpan risiko kerja ilegal dan eksploitasi. Ikuti terus pembahasan yang kami berikan setiap harinya mengenai Informasi Indonesia Kamboja, yang selalu ramai dalam perbincangan masyarakat Indonesia.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari
- Gambar Kedua dari
Leave a Reply