Tragis! Pria Asahan Tewas di Kamboja Diduga Ditawari Kerja ke Malaysia

Silakan Share

Kisah tragis menimpa Azwar (32), seorang pria warga Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, yang tewas di Kamboja setelah diduga menjadi korban penipuan kerja.

Tragis! Pria Asahan Tewas di Kamboja Diduga Ditawari Kerja ke Malaysia

Ia awalnya diiming-imingi pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia, namun malah menjadi korban penipuan kerja ilegal. Azwar dijual ke Kamboja dan dipaksa bekerja di sebuah perusahaan penipuan atau scamer. Dibawah ini  akan mengupas secara detail mengenai pria Asahan tewas di Kamboja diduga ditawari kerja ke Malaysia.

Awal Mula Penipuan yang Memilukan

Azwar (32), seorang warga Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, menjadi korban penipuan yang tragis, berawal dari janji pekerjaan di Malaysia namun berakhir di Kamboja. Ia meninggalkan rumah pada Maret 2025, dua minggu sebelum Idul Fitri, tanpa sepengetahuan orang tuanya, setelah menjual sepeda motornya di Medan untuk biaya keberangkatan.

“Itu orang tuanya tidak tahu jam berapa dia pergi ke Medan karena orang tuanya sepulang dari kerja, Azwar sudah tidak ada di rumah. (Ditawarin ke Malaysia) kerja menyanyi di kafe-kafe karena Azwar itu sudah sering ke Malaysia juga sebelumnya, di sini (Asahan) dia lagi sepi job,” kata Rizal, Rabu (25/6/2025).

Setelah beberapa waktu, keluarga Azwar sempat kehilangan kontak dengannya. Hingga akhirnya Azwar menghubungi kembali dan mengabarkan bahwa ia telah dibawa ke Kamboja. “Tiba-tiba nelpon sebulan, di Kamboja sudah. Katanya ketipu, sampai Malaysia langsung dikirim ke Kamboja. Nah di-share location sama dia (Azwar), tempatnya betul itu di Kamboja,” kata Rizal.

Jerat Perusahaan Penipuan Daring di Kamboja

Setibanya di Kamboja, Azwar merasa tertekan dan sakit-sakitan. Kondisi ini adalah konsekuensi umum bagi para korban penipuan kerja di Kamboja. Namun, seringkali dipaksa bekerja di perusahaan penipuan daring atau judi daring dengan jam kerja yang sangat panjang, bahkan tanpa gaji. Banyak korban malah terjerat utang pada perusahaan yang terus bertambah.

“Nah seminggu nelpon lagi, sudah sehat, sudah pindah bos, sudah dijual lagi lah dia kan gitu,” jelasnya. Istilah dijual lagi ini mengindikasikan praktik perdagangan manusia yang kejam. Namun, di mana korban dipindah-pindahkan secara paksa dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan kerap mendapatkan penyiksaan jika tidak memenuhi target kerja.

Seperti yang dialami Azwar, ia dipaksa bekerja di perusahaan penipu dan diperjualbelikan. Kasus Azwar sangat mirip dengan pengalaman ATK (30), korban lain yang juga dijanjikan bekerja di perusahaan saham tetapi ternyata saya dikirim ke Kamboja, (untuk) bekerja menipu orang Indonesia.

Baca Juga: WNI di Kamboja Bukan Sekadar Pekerja Judi Online, Ada Kisah Lain di Baliknya

Permintaan Tebusan dan Hilangnya Azwar

Permintaan Tebusan dan Hilangnya Azwar

Pada Juni 2025, setelah Hari Raya Idul Adha, Azwar kembali menghubungi keluarganya. Namun, kali ini dengan permintaan uang tebusan sebesar Rp 30-40 juta agar ia bisa pulang ke Indonesia. Pihak keluarga sempat ragu karena khawatir Azwar tidak akan dibebaskan meskipun uang tebusan dikirim. Namun, Azwar yakin akan dibebaskan jika uang tebusan itu dibayar.

Pada malam harinya, Azwar sempat melakukan panggilan video dengan adiknya, yang dibantu oleh seseorang yang disebut keluarga sebagai kaki tangan orang Kamboja. Orang tersebut, yang diidentifikasi Rizal sebagai orang Indonesia, menolak untuk menunjukkan wajahnya. Kemudian, jumlah uang tebusan diturunkan menjadi Rp 15 juta, dan keluarga Azwar segera mengirimkan uang tersebut.

“Jadi, kami kirimlah Rp 15 juta, habis itu lost contact. KBRI kasih kabar ke kami pada 13 Juni, katanya Azwar meninggal pada tanggal 10 Juni jam 8 pagi, jatuh dari lantai 3. Kami juga belum tahu pasti karena masih menunggu hasil penyelidikan KBRI di Kamboja. Kasusnya masih ditangani pihak kepolisian Kamboja dan kami pengin tahu benar nggak Azwar loncat dari gedung,” ujarnya.

Berita Duka dan Kondisi Jenazah

Pada 13 Juni 2025, keluarga Azwar menerima kabar duka dari KBRI bahwa Azwar telah meninggal dunia pada 10 Juni 2025. Penyebab kematian yang diberitahukan adalah jatuh dari lantai 3. Keluarga masih menunggu hasil penyelidikan dari KBRI di Kamboja dan pihak kepolisian Kamboja untuk memastikan penyebab pasti kematian Azwar.

Keluarga Azwar mengungkapkan bahwa Azwar sempat mengaku disetrum dan dibatasi dalam penggunaan ponsel saat di Kamboja. Pengakuan ini konsisten dengan laporan korban lain yang mendapatkan penyiksaan fisik, termasuk pemukulan, tendangan, hingga penyetruman listrik, jika tidak memenuhi target kerja.

“Mereka (KBRI) memberi dua opsi pemulangan, kalau mau pribadi Rp 160 juta, mau dikebumikan di sana KBRI yang nanggung, jadi keluarga mohon itu dipulangkan lah, makanya menuntut supaya perusahaan scammer itu untuk biaya pemulangan Azwar ini,” ujarnya.

Peringatan Terhadap Penipuan Kerja di Luar Negeri

Kasus Azwar menyoroti modus penipuan kerja ke luar negeri yang terus berkembang, termasuk pemalsuan dokumen dan pergerakan secara individual atau berpasangan. Banyak warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban penipuan kerja ilegal. Terutama di negara-negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand, dengan iming-iming gaji tinggi.

Kementerian Luar Negeri mencatat ribuan kasus penipuan daring dengan modus lowongan kerja ke luar negeri. Namun, di mana korban dipaksa bekerja sebagai penipu daring atau di perusahaan judi daring. Data KBRI Phnom Penh menunjukkan peningkatan kasus WNI bermasalah di Kamboja, dengan 1.301 kasus ditangani pada tiga bulan pertama tahun 2025.

Sejak 2020 hingga Maret 2024, Kementerian Luar Negeri telah menangani dan memulangkan 3.703 WNI dari delapan negara yang menjadi korban penipuan daring, dengan Kamboja menjadi lokasi terbanyak. Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.detik.com
  2. Gambar Kedua dari aceh.tribunnews.com