Jejak Sejarah Warisan Budaya Candi Angkor Wat di Kamboja

Silakan Share

Candi Angkor Wat adalah salah warisan budaya terbesar dan paling mengesankan di dunia, berikut adalah jejak sejarah Candi Angkor Wat.

Jejak Sejarah Warisan Budaya Candi Angkor Wat di Kamboja

Terletak di kota Siem Reap, candi ini bukan hanya ikon nasional Kamboja, tetapi juga simbol kejayaan peradaban Khmer yang pernah berjaya di Asia Tenggara. Berita Indonesia Kamboja akan membahas lebih dalam lagi mengenai jejak sejarah Candi Angkor Wat.

Asal Usul dan Pendirian Angkor Wat

Angkor Wat dibangun pada awal abad ke-12 oleh Raja Suryavarman II, penguasa Kerajaan Khmer yang ingin mempersembahkan candi megah bagi dewa Hindu Wisnu. Berbeda dari kebanyakan candi Hindu yang biasanya dipersembahkan untuk Dewa Siwa, Angkor Wat menjadi salah satu dari sedikit candi besar yang berfokus pada Wisnu.

Awalnya, Angkor Wat dibangun sebagai kuil negara dan juga makam kerajaan bagi Suryavarman II. Pembangunannya diperkirakan memakan waktu lebih dari 30 tahun dan melibatkan ribuan pekerja, pemahat batu, dan insinyur. Lokasi Angkor Wat sendiri dipilih karena posisinya yang strategis dan dekat dengan ibu kota kerajaan saat itu.

Arsitektur Megah yang Penuh Makna

Salah satu hal paling menakjubkan dari Angkor Wat adalah kemegahan arsitekturnya. Kompleks candi ini mencakup area lebih dari 160 hektare, menjadikannya salah satu struktur keagamaan terbesar di dunia. Ciri khas arsitektur Angkor Wat adalah lima menara berbentuk lotus yang melambangkan Gunung Meru, gunung suci dalam kosmologi Hindu.

Setiap dinding dan koridor di candi ini dipenuhi dengan ukiran rumit yang menggambarkan cerita dari epos Ramayana dan Mahabharata, serta catatan sejarah kehidupan raja-raja Khmer. Tata letak simetris dan penggunaan galeri bertingkat mencerminkan kehebatan teknik arsitektur kuno yang bahkan menyaingi pembangunan piramida di Mesir.

Peralihan Agama dan Perubahan Fungsi

Meskipun dibangun sebagai candi Hindu, Angkor Wat mengalami perubahan besar sekitar abad ke-14 ketika agama Buddha Theravada mulai masuk dan menjadi dominan di wilayah Kamboja. Candi ini pun perlahan-lahan berubah fungsi menjadi tempat ibadah umat Buddha, hingga hari ini.

Peralihan ini terjadi secara bertahap, dan yang menarik, simbol-simbol Hindu tidak dihapus sepenuhnya. Sebaliknya, elemen-elemen Buddha ditambahkan berdampingan, menjadikan Angkor Wat sebagai tempat yang mencerminkan kerukunan antara dua tradisi keagamaan besar.

Baca Juga: Baku Tembak Mematikan di Perbatasan, Thailand dan Kamboja Nyaris Perang

Penemuan Kembali dan Restorasi

Penemuan Kembali dan Restorasi

Setelah masa kejayaan Kerajaan Khmer mulai memudar, Angkor Wat sempat terlupakan dan terabaikan oleh dunia luar. Meskipun tidak pernah benar-benar ditinggalkan oleh penduduk lokal, candi ini baru dikenal kembali oleh dunia Barat pada abad ke-19 setelah penjelajah asal Prancis, Henri Mouhot, menulis tentang keindahannya.

Sejak saat itu, berbagai upaya restorasi dilakukan oleh pemerintah Kamboja dan lembaga internasional untuk melestarikan keagungan Angkor Wat. Proses restorasi ini sangat kompleks karena banyak bagian candi yang rusak akibat cuaca, tumbuhan liar, dan penjarahan.

Angkor Wat Hari Ini: Simbol Budaya dan Daya Tarik Global

Saat ini, Angkor Wat tidak hanya menjadi simbol di bendera nasional Kamboja, tetapi juga menjadi tujuan wisata utama yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Kompleks ini telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1992, dan terus menjadi pusat studi arkeologi serta spiritualitas.

Meski pariwisata memberikan dampak ekonomi besar bagi Kamboja, ada pula tantangan besar dalam menjaga kelestarian fisik dan spiritual dari situs ini. Pemerintah dan berbagai organisasi kini berusaha menyeimbangkan antara pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai Kamboja hanya di Berita Indonesia Kamboja.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari wikipedia.org
  2. Gambar Kedua dari lonelyplanet.com