Kisah Kelam di Balik Berdirinya Hotel Mewah Bekas Perang di Kamboja!
Le Bokor Palace adalah salah satu sebuah hotel mewah bekas perang yang berdiri di puncak Gunung Bokor, Provinsi Kampot, Kamboja.
Meskipun kini dikenal sebagai destinasi wisata mewah dan bersejarah, hotel ini menyimpan kisah kelam yang terkait erat dengan sejarah perang dan konflik yang melanda Kamboja selama abad ke-20. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Awal Pembangunan dan Kemewahan Le Bokor Palace
Le Bokor Palace dibangun pada awal 1920-an oleh pemerintah kolonial Prancis sebagai resor kesehatan untuk para elite Prancis yang ingin melarikan diri dari panasnya iklim tropis Kamboja. François Marius Baudoin, seorang pejabat tinggi kolonial, memprakarsai proyek ini pada tahun 1912.
Pembangunan resmi dimulai pada 18 November 1919 oleh perusahaan Boy, Fermé & Cie. Awalnya direncanakan sebagai sebuah bungalow, proyek ini berubah menjadi istana mewah bergaya arsitektur art deco dan modernisme, dengan seluruh bangunan terbuat dari beton.
Hotel ini diresmikan pada Valentine’s Day 1925, dengan 18 kamar besar, perapian raksasa, ruang makan luas, dan pemandangan indah dari puncak gunung.
Tantangan Alam dan Penutupan Berulang
Meski megah, Le Bokor Palace menghadapi tantangan serius dari alam setempat. Kabut tebal serta hujan lebat sering melanda wilayah pegunungan sehingga membuat hotel hanya bisa beroperasi selama musim kemarau, sekitar enam bulan setahun.
Kondisi ini menyebabkan bangunan cepat rusak. Maka dari itu, hotel mengalami berbagai kali penutupan mulai dari 1926, 1928. Hingga awal 1930-an di mana operasional dibatasi antara Februari hingga Juni tiap tahun.
Baca Juga: Disekap dan Disiksa di Kamboja, Safran Butuh Bantuan Untuk Pulang ke Aceh
Peranan Le Bokor Selama Masa Perang
Pada dekade 1940-an, seiring meningkatnya konflik Perang Indochina Pertama. Hotel ini berganti nama menjadi “Hotel Mont Bokor” dan berfungsi sebagai rumah sakit militer. Namun, sulitnya mempertahankan lokasi tersebut menyebabkan stasiun bukit Bokor ditinggalkan pada 1950-an.
Bangunan hotel pun dirusak oleh kelompok pemberontak Khmer Issarak dan mengalami kebakaran di akhir 1960-an yang menghitamkan jendela dan pintunya. Kemudian pada 1962, Raja Norodom Sihanouk berupaya menghidupkan kawasan ini kembali dengan membangun “Kota Bokor” dan mengoperasikan hotel dengan fasilitas modern.
Tetapi penutupan kembali terjadi setelah lengsernya Sihanouk pada 1970-an. Sejak 1972, wilayah ini dikendalikan oleh Khmer Merah yang menjadikan area tersebut benteng pertahanan terakhir di awal 1990-an, menambah kelam perjalanan hotel tersebut.
Rekonstruksi dan Kebangkitan Kembali
Setelah berakhirnya perang saudara dan perjanjian damai tahun 1993, satu batalion pasukan penjaga perdamaian Prancis mengambil alih gedung Le Bokor. Infrastruktur mulai dibangun kembali pada 2008 dan hotel ini mengalami renovasi besar-besaran oleh Sokha Hotels & Resorts.
Pada Februari 2018, Le Bokor Palace resmi dibuka kembali sebagai hotel mewah dengan 36 kamar. Dua restoran yang menyajikan masakan Swiss dan Khmer Kerajaan, serta fasilitas modern lainnya.
Kini, hotel ini tidak hanya menjadi destinasi wisata bersejarah tetapi juga dikenal sebagai resor kesehatan alami dengan iklim sejuk dan pemandangan alam spektakuler.
Makna Sejarah dan Transformasi Le Bokor Palace
Le Bokor Palace menjadi simbol ketahanan dan transformasi bangsa Kamboja. Dari masa kolonial, melalui konflik dan perang saudara yang mencekam. Hingga masa damai dan perkembangan wisata modern, perjalanan hotel ini merefleksikan dinamika sejarah dan kemajuan negara.
Kompleks hotel ini mengingatkan kita bahwa di balik kemewahan dan pesona arsitektur seni deco-nya, tersimpan kisah pahit perjuangan, penderitaan masa perang, serta upaya bangkit dan membangun kembali.
Saat ini, Le Bokor menawarkan tidak hanya kenyamanan mewah, tetapi juga pelajaran berharga tentang sejarah dan ketahanan yang menginspirasi.
Kesimpulan
Le Bokor Palace bukan sekadar hotel mewah di tengah pegunungan Kamboja, melainkan saksi bisu perjalanan panjang sejarah negeri tersebut.
Dari peranannya sebagai tempat peristirahatan elit kolonial Prancis, rumah sakit militer pada masa perang. Hingga jejak luka konflik Khmer Merah, hotel ini telah mengalami banyak fase kelam. Namun, dengan renovasi dan pengelolaan modern, Le Bokor kini menjadi lambang kebangkitan dan harapan.
Kisah di balik berdirinya hotel ini mengingatkan kita bahwa kemewahan dan sejarah sering kali berjalan berdampingan. Membawa cerita yang kaya dan kompleks tentang manusia, perjuangan, dan harapan masa depan.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang hotel mewah bekas perang di Kamboja hanya di BERITA INDONESIA KAMBOJA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com
Leave a Reply