Kenapa Banyak WNI Suka Bekerja di Kamboja Walaupun Banyak Kejadian Memilukan?
Banyak WNI bekerja di Kamboja karena tergiur oleh tawaran gaji tinggi dan fasilitas menarik yang tidak mereka dapatkan di Indonesia.
Janji penghasilan besar, tempat tinggal gratis, hingga kesempatan hidup lebih nyaman membuat banyak orang rela merantau. Selain itu, pesona wisata Kamboja juga menambah daya tarik tersendiri. Namun, di balik itu semua, banyak yang justru terjebak dalam pekerjaan ilegal seperti judi online dan menjadi korban penipuan yang menyisakan cerita pilu. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Gaji Besar Jadi Daya Tarik Utama
Salah satu alasan paling dominan kenapa banyak WNI rela meninggalkan kampung halaman dan bekerja di Kamboja adalah janji gaji besar. Banyak perusahaan di Kamboja terutama yang bergerak di bidang customer service online, teknologi, dan pemasaran digital menawarkan gaji yang terlihat sangat menggiurkan, bahkan bisa mencapai dua hingga lima kali lipat dari UMR di Indonesia.
Sebagai contoh, beberapa lowongan pekerjaan menawarkan gaji mulai dari USD 800 hingga USD 1.500 per bulan, lengkap dengan fasilitas tempat tinggal, makanan, dan tiket pesawat. Bagi banyak orang Indonesia, terutama yang berasal dari daerah dengan tingkat pengangguran tinggi, tawaran ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan.
Sayangnya, tak sedikit dari tawaran tersebut yang ternyata jebakan. Banyak korban yang akhirnya bekerja dalam kondisi tidak manusiawi, tidak sesuai kontrak, bahkan menjadi korban perdagangan manusia.
Wisata Kamboja yang Eksotis dan Menggoda
Tak bisa dimungkiri, Kamboja adalah negara yang kaya akan daya tarik wisata. Destinasi seperti Angkor Wat, Phnom Penh, dan pantai-pantai eksotis di Sihanoukville menjadi daya pikat tersendiri. Bagi sebagian WNI yang suka bepergian atau bekerja sambil berwisata, Kamboja terlihat seperti tempat yang “cocok” bisa menghasilkan uang sambil menikmati tempat-tempat baru yang eksotis dan berbeda dari Indonesia.
Kehidupan malam di beberapa kota di Kamboja juga ramai, dengan banyak restoran, bar, dan pusat hiburan yang melayani warga asing. Ini menjadi salah satu daya tarik sosial dan gaya hidup yang membuat banyak anak muda tertarik mencoba peruntungan di sana, walaupun mereka belum tahu sepenuhnya risiko yang akan dihadapi.
Baca Juga: Kamboja Dinilai Lebih Berkembang Dari Indonesia Dari Segi Infrastruktur, Ini Sumber Dananya!
Industri J*di Online dan Modus Penipuan yang Terorganisir
Sayangnya, banyak perusahaan yang merekrut WNI untuk bekerja di Kamboja ternyata bergerak dalam industri ilegal, khususnya judi online. Dalam praktiknya, banyak dari mereka yang akhirnya terjebak dalam pekerjaan sebagai scammer menipu orang lain secara daring dengan modus investasi, trading, asmara, hingga crypto.
Bekerja dalam industri ini tidak hanya melanggar hukum di banyak negara, tetapi juga penuh tekanan dan kekerasan. Ada laporan pekerja yang tidak diberi akses keluar dari kompleks perusahaan, paspor disita, dan dipaksa bekerja 12–16 jam sehari. Jika tidak mencapai target, mereka dihukum, dikurung, atau bahkan dijual ke sindikat lain.
Meskipun kasus-kasus seperti ini sudah banyak diberitakan, anehnya, tetap saja banyak WNI yang tergoda. Alasannya? Karena di media sosial, lowongan kerja ini tetap dipromosikan secara masif dengan tampilan mewah dan menjanjikan kehidupan “mudah dan kaya” dalam waktu singkat.
Minimnya Edukasi dan Regulasi Migrasi Pekerja
Banyak dari WNI yang berangkat ke Kamboja tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang risiko kerja di luar negeri. Mereka tidak memahami perbedaan antara visa turis dan visa kerja, tidak memeriksa legalitas perusahaan perekrut, dan sering kali tidak melalui jalur resmi.
Sebagian besar korban berasal dari daerah-daerah yang memiliki tingkat literasi digital rendah dan akses informasi terbatas. Janji dari agen perekrut yang seringkali tidak resmi mudah dipercaya karena dilengkapi dengan bukti-bukti palsu seperti foto kantor modern, testimoni, hingga kontrak kerja yang terlihat profesional.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan keras untuk tidak sembarangan menerima tawaran kerja di Kamboja, terutama dari sektor judi online. Namun, tanpa pengawasan dan sanksi tegas pada agen perekrut di dalam negeri, praktik ini masih terus berjalan.
Antara Harapan dan Kenyataan
Pada akhirnya, pilihan bekerja di Kamboja sering kali menjadi bentuk desperasi ekonomi. Banyak WNI merasa tidak punya pilihan lain di Indonesia, sehingga mereka siap mengambil risiko demi “peluang” yang tampak lebih cerah di luar negeri. Sayangnya, harapan itu sering kali berujung pada kenyataan pahit.
Namun tak semua cerita berakhir buruk. Ada juga WNI yang berhasil mendapatkan pekerjaan legal dan layak di Kamboja, terutama di sektor pariwisata dan restoran. Mereka yang memiliki keahlian bahasa asing atau pengalaman profesional cenderung bisa bertahan dan berkembang lebih baik.
Kesimpulan
Kamboja memang menawarkan iming-iming gaji tinggi dan gaya hidup menarik. Namun risiko di balik industri gelap seperti judi online dan scam digital sangat nyata. Penting bagi calon pekerja migran untuk mengecek legalitas pekerjaan, mencari informasi dari sumber resmi, dan tidak tergiur janji manis semata. Karena tidak semua jalan menuju keberhasilan berujung bahagia beberapa bisa berakhir tragis. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Berita Indonesia Kamboja.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.liputan6.com
- Gambar Kedua dari pusiknas.polri.go.id
Leave a Reply