Konflik Kamboja–Thailand, Bendera Thailand Dicopot di Boeng Trakuon

Silakan Share

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja yang sudah berlangsung bertahun-tahun kembali memuncak dalam beberapa hari terakhir.

Konflik Kamboja–Thailand, Bendera Thailand Dicopot di Boeng Trakuon

Sengketa ini bermula dari perselisihan wilayah perbatasan yang belum terselesaikan, termasuk klaim atas sejumlah titik strategis di sepanjang garis batas kedua negara, seperti area di sekitar candi bersejarah dan pos pemeriksaan perbatasan.

Upaya perdamaian sebelumnya telah dilakukan, termasuk penandatanganan perjanjian gencatan senjata pada bulan Oktober 2025 di Kuala Lumpur yang dimediasi oleh pemimpin negara lain. Namun tekanan di lapangan terus menunjukkan fragmen perlawanan dari kedua pihak yang saling menuding pelanggaran wilayah.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Insiden Penurunan Bendera di Boeng Trakuon

Pada hari keenam bentrokan perbatasan yang kembali memanas, pihak militer Kamboja berhasil melakukan operasi untuk menguasai kembali pos pemeriksaan di Boeng Trakuon. Sebuah lokasi strategis di distrik Thmar Puok, Provinsi Banteay Meanchey.

Sebuah video yang dirilis oleh media lokal Kamboja menunjukkan pasukan mereka memasuki pos tersebut dan menurunkan bendera Thailand yang sebelumnya ditancapkan oleh pasukan Thailand.

Setelah menurunkan bendera tersebut, tentara Kamboja kemudian kembali mengibarkan bendera nasional mereka di titik itu sambil membongkar pagar kawat berduri yang dipasang sebagai bagian dari pertahanan oleh pasukan Thailand.

Insiden ini merupakan salah satu momen paling simbolis dalam konflik saat ini. Bendera nasional tidak hanya sekadar simbol negarawi. Tetapi dalam konteks konflik perbatasan, perubahan pengibaran bendera melambangkan perubahan kontrol atas wilayah yang disengketakan.

Rekaman operasi yang menyebar melalui media sosial dan media lokal memperlihatkan betapa cepatnya dinamika di zona konflik berubah dalam hitungan hari.

Sebelumnya, media Thailand pernah menunjukkan pasukan mereka menancapkan bendera Thailand di posisi yang sama dan memperkuat pertahanan dengan kendaraan lapis baja serta kawat berduri.

Aksi ini dilihat sebagai upaya Thailand untuk menegaskan klaim atas area tersebut. Sementara Kamboja melihatnya sebagai bentuk pelanggaran terhadap batas yang diakui secara internasional.

Pernyataan Pemerintah Kedua Negara

Pihak Kamboja melalui juru bicara Kementerian Pertahanan, Letnan Jenderal Maly Socheata, menuduh Thailand melakukan “serangan pendahuluan” terhadap militer dan warga sipil Kamboja.

Sekaligus melanggar hukum internasional dengan memasuki wilayah yang mereka anggap secara sah menjadi bagian dari tanah airnya.

Selain itu, Socheata memperingatkan bahwa tanpa tekanan internasional, Thailand bisa terus bersikap agresif terhadap Kamboja dan negara-negara kecil lainnya di kawasan.

Sementara itu, pemerintah dan militer Thailand belum memberikan komentar langsung yang menanggapi secara spesifik mengenai insiden penurunan bendera ini.

Namun, juru bicara militer Thailand, Surasant Kongsiri, menegaskan bahwa pasukan angkatan darat, angkatan laut.

Dan angkatan udara akan terus bekerja sama dalam merespons apa yang mereka sebut sebagai ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan Thailand.

Thailand juga menyatakan akan memperkuat serangan udara jika perlu. Berdasarkan perkembangan di medan konflik.

Reaksi tajam dari kedua pihak menunjukkan kurangnya ruang untuk kompromi di tengah situasi yang semakin memanas.

Ketegangan ini bukan hanya soal satu pos pemeriksaan, tetapi merupakan cerminan dari konflik yang semakin kompleks dengan berbagai klaim teritorial yang belum teratasi oleh mekanisme diplomatik.

Baca Juga: PM Thailand Desak Trump Bantu Gencatan Senjata Dengan Kamboja

Dampak Konflik Bagi Warga Sipil

Dampak Konflik Bagi Warga Sipil

Bentrokan yang terus berlangsung tidak hanya berdampak pada militer di garis depan. Laporan media lokal dan internasional mencatat bahwa ratusan ribu warga sipil dari kedua sisi perbatasan telah terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari ledakan artileri, serangan udara, dan gencatan tembakan yang tidak menentu.

Angka kematian dan luka-luka terus bertambah, dengan warga sipil menjadi salah satu kelompok yang paling terpukul oleh eskalasi ini.

Bahkan dampaknya merembet ke ranah olahraga regional. Pemerintah Kamboja memutuskan untuk menarik seluruh delegasinya dari ajang Southeast Asian Games di Thailand. Dengan alasan meningkatnya kekhawatiran keamanan akibat konflik perbatasan yang semakin intens.

Langkah ini menggarisbawahi bagaimana konflik bersenjata dapat mempengaruhi hubungan olahraga, budaya, dan diplomasi antara negara tetangga.

Selain itu, negara-negara lain di kawasan dan komunitas internasional turut menyuarakan keprihatinan.

Permintaan agar diplomasi segera diintensifkan datang dari berbagai pihak. Termasuk lembaga internasional. Untuk mencegah konflik yang lebih luas dan dampak kemanusiaan yang jauh lebih besar.

Harapan Damai Bagi Kedua Negara

Meski pertempuran berlangsung sengit dan insiden seperti penurunan bendera menambah ketegangan emosional. Masih ada upaya diplomatik yang terus diupayakan untuk menghentikan darah yang terus tertumpah di wilayah perbatasan.

Perjanjian gencatan senjata sebelumnya yang dimediasi pihak ketiga sempat memberikan harapan. Tetapi ketidakstabilan situasi di lapangan menunjukkan bahwa resolusi konflik ini masih jauh dari jangkauan.

Pembicaraan damai melalui jalur diplomatik internasional tetap menjadi jalan keluar yang paling realistis, walaupun tantangannya besar.

Kedua negara perlu menemukan titik temu yang menghormati kedaulatan masing-masing sambil mempertimbangkan aspirasi warga di wilayah perbatasan yang telah lama hidup di bawah bayang-bayang konflik.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana Akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari news.detik.com
  • Gambar Kedua dari voi.id