Chen Zhi, Taipan Misterius Diduga Dalangi Penipuan Kripto di Kamboja

Silakan Share

Dalam beberapa pekan terakhir, nama Chen Zhi mencuat sebagai sorotan utama dalam skandal penipuan kripto lintas negara.

Chen Zhi, Taipan Misterius Diduga Dalangi Penipuan Kripto di Kamboja

Ia, yang sering digambarkan sebagai taipan muda berpengaruh di Kamboja, kini dihadapkan pada tuduhan serius dari otoritas Amerika Serikat dan sejumlah negara.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Latar Belakang Chen Zhi

Chen Zhi lahir di Provinsi Fujian, Tiongkok, dan kemudian pindah ke Kamboja sekitar awal 2010-an. Ia membangun karir di sektor properti dan perbankan lewat grup yang ia pimpin, Prince Holding Group.

Perusahaan tersebut mengembangkan sejumlah proyek real-estate besar, mendirikan bank lokal, hingga memperoleh gelar kehormatan dari kerajaan Kamboja.

Namun, di balik kemegahan itu, banyak pihak mempertanyakan bagaimana seorang pengusaha muda bisa mengumpulkan kekayaan dan koneksi politik secepat itu terutama ketika catatan keuangannya tampak minim transparansi.

Tuduhan dari pihak luar negeri menyebut bahwa Chen Zhi mengubah jaringan bisnisnya menjadi pusat kegiatan penipuan siber yang memanfaatkan kripto serta sistem kerja paksa di Kamboja.

Penyitaan Aset Kripto yang Masif

Otoritas Amerika Serikat melalui United States Department of Justice (DOJ) dan United States Department of the Treasury menyebut bahwa Chen Zhi merupakan dalang di balik “pig-butchering scams” atau penipuan kripto besar yang menargetkan investor global dan menelan miliaran dolar.

Asal laporan menyebut bahwa sekitar US$ 14 miliar (atau lebih dari Rp 200 triliun) dalam bentuk bitcoin disita oleh otoritas AS dan negara terkait. Menjadikannya salah satu penyitaan kripto terbesar dalam sejarah.

Perusahaan Dana Eksternal AS mengaitkan aset itu dengan Chen Zhi dan jaringan yang ia kendalikan, termasuk perusahaan di Kamboja.

Selain itu, investigasi media bebas asing menyebut adanya kamp kerja paksa di tempat-tempat yang dikendalikan Prince Holding Group. Dimana pekerja asing maupun lokal digunakan untuk operasional skema penipuan.

Baca Juga: Korban Penipuan Kerja, Jenazah Pekerja Migran Terjebak di Kamboja

Skema Penipuan yang Diduga Ia Jalankan

Skema Penipuan yang Diduga Ia Jalankan

Menurut dokumen dakwaan dan laporan media investigasi, skema yang dijalankan melibatkan beberapa tahap.

Pertama, korban ditargetkan melalui aplikasi kencan atau media sosial dan diajak dalam “peluang investasi kripto” yang kedengarannya menguntungkan.

Setelah korban masuk ke dalam jaringan, mereka diarahkan untuk mentransfer kripto ke dompet yang dikendalikan oleh jaringan, kemudian diminta untuk mengajak teman atau keluarga agar skema bisa berkembang.

Dalam banyak kasus, para korban dibawa ke lokasi di Kamboja dan ditempatkan dalam kondisi kerja paksa. Di sana mereka ‘dipaksa’ melakukan aktivitas yang berujung pada kerugian besar.

Analisis media investigatif menyebut bahwa jaringan itu memanfaatkan perusahaan laut, real-estate, hingga maskapai penerbangan yang dikendalikan oleh grupnya sebagai front bisnis.

Jaringan ini kemudian menggunakan sejumlah rekening kripto dan lembaga keuangan untuk mencuci uang dan menyembunyikan jejak asal aset.

Tantangan Penegakan Hukum

Meskipun tuduhan terhadap Chen Zhi sangat serius. Menjalankan proses penegakan hukumnya menghadapi tantangan besar.

Pertama, jaringan kejahatan siber ini bersifat global. Melibatkan banyak yurisdiksi dan asset tersebar dalam kripto yang sifatnya sulit dilacak.

Kedua, identitas dan struktur perusahaan di balik Prince Holding Group terkesan kabur dan menggunakan yurisdiksi lepas pantai untuk mempersulit audit.

Ketiga, korban tersebar di banyak negara dan sering enggan melapor karena stigma atau ketakutan. Penegak hukum dari AS, Inggris, Singapura dan Thailand disebut aktif menindak jaringan itu. Namun proses untuk membawa Chen Zhi ke pengadilan nasional maupun internasional akan memakan waktu lama.

Jika terbukti bersalah, implikasi hukumnya bisa sangat besar bukan hanya pukulan bagi Chen Zhi, tetapi bisa menjadi preseden penting dalam penanganan kejahatan kripto dan financial crime lintas negara.

Dari sisi investor dan regulator, kasus ini menjadi sinyal bahwa era “zona bebas kripto dan investasi cepat” harus berubah menjadi era pengawasan berpikir panjang dan kolaborasi lintas negara.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana Akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari www.detik.com
  • Gambar Kedua dari international.sindonews.com