Thailand Akan Membangun Tembok Pemisah di Perbatasan Thailand-Kamboja
Pemerintah Thailand sedang mempertimbangkan untuk membangun tembok di sebagian perbatasan mereka dengan Kamboja.
Ide ini muncul seiring meningkatnya upaya untuk membongkar jaringan penipuan online (penipuan daring) yang marak di kawasan tersebut.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Mengapa Thailand Membangun Tembok?
Usulan pembangunan tembok perbatasan ini didasarkan pada beberapa alasan utama. Salah satunya adalah untuk mencegah penyeberangan ilegal antara kedua negara.
Selain itu, ini juga merupakan bagian dari upaya multi-nasional yang lebih besar untuk memerangi sindikat penipuan daring.
Pusat-pusat penipuan ini telah beroperasi selama bertahun-tahun di Asia Tenggara. Menjebak banyak orang dari berbagai negara, bahkan hingga Afrika Barat.
Juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, menjelaskan bahwa rencana ini masih dalam tahap kajian.
Ia menyatakan bahwa pemerintah sedang mempelajari bagaimana cara melaksanakannya, apa saja dampaknya, dan bagaimana tembok ini bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Namun, Jirayu tidak memberikan rincian mengenai panjang tembok yang mungkin akan dibangun.
Detail Perbatasan dan Usulan Sebelumnya
Thailand dan Kamboja memiliki perbatasan darat sepanjang 817 kilometer. Kementerian Pertahanan Thailand sebelumnya pernah mengusulkan pembangunan tembok perbatasan untuk menutup jalur alami sepanjang 55 kilometer.
Jalur ini menghubungkan Provinsi Sa Kaeo di Thailand dengan Poipet di Kamboja, dan saat ini hanya dipisahkan oleh kawat berduri.
Pemerintah Kamboja sendiri belum memberikan tanggapan resmi mengenai usulan pembangunan tembok perbatasan ini.
Baca Juga:Kamboja Dinilai Langgar Perjanjian Usai Tebar Ranjau di Perbatasan Thailand
Rencana Pembangunan dan Lokasi
Pembangunan tembok akan dimulai di sepanjang 55 kilometer perbatasan di distrik Aranyaprathet, Provinsi Sa Kaeo.
Saat ini, sebagian besar wilayah tersebut hanya dilindungi oleh kawat berduri, sementara sisanya terdiri dari medan alami yang dapat dimanfaatkan untuk penyeberangan ilegal.
Pembangunan tembok ini diharapkan dapat memperkuat pengawasan dan kontrol di wilayah tersebut.
Di wilayah Myawaddy, Myanmar, ada lebih dari 7.000 warga negara asing (WNA), kebanyakan dari China, yang menunggu untuk menyeberang ke Thailand.
Pemerintah Thailand sedang berkoordinasi dengan kedutaan besar untuk membantu pemulangan mereka.
Skala Permasalahan Penipuan & Perdagangan Manusia
Masalah penipuan online ini menjadi sangat serius. Operasi penumpasan terhadap pusat-pusat penipuan yang melakukan kejahatan finansial berskala besar semakin meluas. Terutama di wilayah perbatasan Thailand dengan Myanmar dan Kamboja.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ratusan ribu orang telah menjadi korban perdagangan manusia oleh geng-geng kriminal dalam beberapa tahun terakhir di area perbatasan yang rawan ini.
Sebagai contoh, pada akhir pekan lalu, polisi Thailand menerima 119 warga negara Thailand dari otoritas Kamboja setelah operasi penggerebekan di kota Poipet. Lebih dari 215 orang berhasil dievakuasi dari markas pusat penipuan di Kamboja.
Kasus-kasus seperti penyelamatan aktor China, Wang Xing, pada bulan Januari lalu, juga meningkatkan pengawasan terhadap pusat-pusat penipuan ini.
Wang Xing dijanjikan pekerjaan di Thailand, tetapi kemudian diculik dan dibawa ke pusat penipuan di Myanmar.
Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.voaindonesia.com
- Gambar Kedua dari www.liputan6.com