Konflik Batas Wilayah Thailand dan Kamboja, Sejarah, dan Letaknya

Silakan Share

Konflik batas wilayah antara Thailand dan Kamboja memiliki sejarah panjang yang berakar pada periode kolonial dan diperparah oleh perbedaan interpretasi peta serta sentimen nasionalisme yang kuat di kedua negara​.

Konflik Batas Wilayah Thailand dan Kamboja, Sejarah, dan Letaknya

Sengketa ini tidak hanya melibatkan wilayah daratan, tetapi juga memicu perselisihan atas situs warisan budaya yang memiliki nilai simbolis dan historis yang mendalam bagi kedua belah pihak.

Ketegangan ini telah berlangsung selama lebih dari seratus tahun. Bahkan memicu konflik bersenjata yang menimbulkan korban jiwa dan pengungsian massal.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Sejarah Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Awal mula sengketa perbatasan modern antara Thailand (dahulu Kerajaan Siam) dan Kamboja dapat ditelusuri kembali ke perjanjian Prancis-Siam tahun 1907, saat Prancis menguasai Indocina Prancis, termasuk Kamboja.

Perjanjian ini, bersama dengan perjanjian tahun 1904, menetapkan beberapa batas wilayah antara Kerajaan Siam dan Indocina Prancis.

Namun, peta yang dibuat pada masa itu, khususnya peta tahun 1907 dan 1908, dianggap bermasalah dan tidak jelas. Sehingga menimbulkan perbedaan interpretasi yang menjadi sumber utama perselisihan.

Kamboja menggunakan peta ini sebagai dasar klaim wilayah, sementara Thailand berpendapat bahwa peta tersebut tidak akurat.

Setelah Kamboja memperoleh kemerdekaannya, permasalahan ini terus berlanjut. Salah satu titik sengketa paling menonjol adalah Kuil Preah Vihear.

Sebuah kuil kuno berusia 1.000 tahun yang dibangun oleh Kekaisaran Khmer antara abad ke-9 hingga ke-12 Masehi.

Baca Juga: Konflik Perbatasan Thailand–Kamboja Kini Bergeser ke Medan Perang Propaganda

Letak Geografis Wilayah Konflik

Letak Geografis Wilayah Konflik

Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja, khususnya pada eskalasi terbaru pada tahun 2025, terjadi di wilayah utara Kamboja dan timur laut Thailand. Garis perbatasan darat antara kedua negara membentang lebih dari 800 kilometer.

Salah satu area paling disengketakan adalah di sekitar Kuil Preah Vihear, yang terletak di perbatasan antara Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Sisaket di Thailand.

Kuil ini berada di puncak pegunungan Dangrek. Dengan ketinggian sekitar 525 hingga 657 meter di atas permukaan laut.

Meskipun secara visual kuil menghadap ke arah Kamboja. Akses termudah secara fisik ke kuil adalah melalui sisi Thailand, yang selama bertahun-tahun mengelola jalur masuknya.

Eskalasi Konflik di Abad ke-21

Titik awal konflik modern antara kedua negara terjadi pada tahun 2008, ketika bentrokan meletus di sekitar Candi Preah Vihear yang terletak di wilayah perbatasan.

Meskipun Mahkamah Internasional pada tahun 1962 menyatakan candi itu milik Kamboja, Thailand tetap mengeklaim sebagian wilayah di sekitarnya, yaitu sebidang tanah seluas sekitar 4,6 km² di puncak wilayah berjurang dekat kuil.

Eskalasi konflik tidak dapat terhindarkan setelah pengukuhan Kuil Preah Vihear menjadi salah satu warisan dunia oleh UNESCO pada 7 Juli 2008.

Konflik atas candi-candi ini merupakan konflik yang dipicu oleh warisan budaya. Bentrokan bersenjata antara militer kedua negara terjadi, menewaskan sejumlah prajurit dan warga sipil.

Ketegangan berlanjut selama berbulan-bulan, meskipun akhirnya mereda setelah mediasi internasional.

Pada tahun 2011, ICJ menyerahkan penyelesaian sengketa tersebut kepada ASEAN, namun upaya mediasi gagal setelah Thailand mencabut izin yang sebelumnya diberikan kepada pengamat internasional.

Kamboja kembali mengajukan perkara ke ICJ, namun Thailand menolak yurisdiksi ICJ dalam menentukan garis batas, dengan alasan bahwa hal tersebut harus diputuskan secara bilateral.Ketegangan di perbatasan kembali meningkat pada awal tahun 2025.

Upaya Penyelesaian dan Peran Internasional

Dewan Keamanan PBB menetapkan preseden dengan mengembalikan masalah ini untuk dikelola kembali oleh ASEAN setelah pecahnya permusuhan Kamboja Thailand pada tahun 2011.

Konflik ini telah mendorong ASEAN untuk mengubah retorika perdamaian dan keamanan menjadi tindakan nyata.

Indonesia, yang menjabat sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2011, mengambil inisiatif untuk melakukan mediasi dalam konflik yang tereskalasi tersebut.

Indonesia bertindak sebagai mediator-integrator dengan melakukan upaya diplomasi dan memfasilitasi berbagai macam pertemuan bilateral maupun multilateral.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kredibilitas kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan menjamin stabilitas keamanan regional.

Pada 28 Juli 2025, kedua negara sepakat untuk melakukan gencatan senjata segera tanpa syarat, menjadi langkah penting untuk meredakan ketegangan.

Meskipun demikian, konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja tetap menjadi tantangan serius bagi stabilitas ASEAN.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari www.cnnindonesia.com
  • Gambar Kedua dari www.cnnindonesia.com