Thailand, Desak Kamboja Umumkan Gencatan Senjata di Perbatasan
Thailand mendesak Kamboja menjadi pihak pertama yang mengumumkan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran mematikan di perbatasan.
Konflik ini telah menewaskan 34 orang dan memaksa sekitar 800.000 warga mengungsi, termasuk ancaman terhadap situs bersejarah Angkor Wat.Kedua negara saling tuduh sebagai agresor, sementara ASEAN dan PBB didesak segera campur tangan.
Dibawah ini Anda bisa membaca berbagai informasi berita terbaru dan terviral hanya ada di Berita Indonesia Kamboja.
Thailand Desak Gencatan Senjata di Perbatasan
Thailand menuntut Kamboja menjadi pihak pertama yang mengumumkan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran mematikan di wilayah perbatasan yang telah berlangsung lebih dari seminggu. Konflik sengit ini memicu kekhawatiran regional di Asia Tenggara, dengan kedua negara saling klaim wilayah.
“Sebagai pihak agresor di wilayah Thailand, Kamboja harus mengumumkan gencatan senjata terlebih dahulu,” tegas Nalita di Bangkok, dilansir AFP pada Rabu (17/12/2025). Ia juga menekankan Kamboja wajib bekerja sama membersihkan ranjau darat mematikan di perbatasan. Pernyataan ini langsung memicu ketegangan diplomatik baru.
Kamboja belum merespons secara resmi, meninggalkan ruang spekulasi bahwa Phnom Penh sedang menyusun strategi balasan. Pertempuran harian sejak 7 Desember telah menyebar ke tujuh provinsi di kedua sisi garis batas, mengancam stabilitas ASEAN.
Korban Tewas 34 Orang, Ratusan Ribu Mengungsi
Pertempuran kembali meletus bulan ini telah menewaskan sedikitnya 34 orang, termasuk tentara dan warga sipil tak berdosa. Sekitar 800.000 orang terpaksa mengungsi, menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di perbatasan Thailand-Kamboja. Para pejabat kedua negara melaporkan kehancuran infrastruktur yang masif.
Di Kamboja, Kementerian Dalam Negeri mencatat 17 warga sipil tewas, dengan luka-luka parah di desa-desa perbatasan. Ungsi massal membebani kamp-kamp sementara yang sudah penuh sesak. Gambar dramatis anak-anak mengungsi sambil membawa barang seadanya menjadi simbol penderitaan.
Masing-masing pihak saling tuding sebagai provokator, mengklaim hanya membela diri sambil menyerang warga sipil lawan. Krisis ini mengingatkan pada konflik Preah Vihear 2011, tapi kali ini lebih brutal dengan senjata modern.
Baca Juga: 15 Warga Sukabumi Terjebak Konflik di Perbatasan Kamboja-Thailand
Bom Thailand Serang Siem Reap dan Angkor Wat
Kamboja menuduh pasukan Thailand memperluas serangan “jauh ke dalam” wilayahnya, termasuk pemboman provinsi Siem Reap untuk pertama kalinya. Siem Reap, rumah bagi kompleks kuil Angkor Wat berusia berabad-abad daya tarik wisata utama kini terancam hancur. Phnom Penh menyebut ini pelanggaran kemanusiaan berat pada Senin lalu.
Thailand membantah tuduhan itu, menyebut Kamboja sebagai agresor utama yang memicu eskalasi. Bangkok menyoroti superioritas militer mereka, dengan anggaran dan persenjataan jauh unggul atas Phnom Penh. Pertempuran menyebar cepat, menghancurkan ladang dan desa.
Kedua negara terjebak narasi saling tuduh, di mana klaim pembelaan diri justru memicu serangan balasan. Ancaman terhadap situs warisan dunia seperti Angkor Wat menarik perhatian UNESCO, yang siap campur tangan.
Trump Klaim Gencatan Senjata, Tapi Pertempuran Tetap Ganas
Presiden AS Donald Trump mengklaim pekan lalu bahwa Thailand dan Kamboja telah setuju gencatan senjata mulai Sabtu malam, setelah ia ikut campur awal tahun ini. Namun, Bangkok membantah keras pernyataan itu. Pertempuran justru berlanjut setiap hari, membantah optimisme Washington.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyatakan dukungan atas inisiatif gencatan senjata Malaysia sebagai ketua ASEAN, dengan partisipasi AS. Phnom Penh berharap mediasi regional ini efektif. Tapi realitas lapangan menunjukkan kegagalan diplomasi sementara.
Dengan Thailand bersikukuh Kamboja mundur duluan, prospek damai masih redup. ASEAN dan PBB didesak percepat intervensi untuk cegah korban lebih banyak, sebelum konflik ini menyeret seluruh kawasan Tenggara.
Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate yang tentunya terpecaya hanya di Berita Indonesia Kamboja.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari liputan6.com