Thailand Abaikan Peringatan Trump, Konflik Perbatasan Dengan Kamboja

Silakan Share

Thailand mengabaikan peringatan Presiden AS Donald Trump terkait eskalasi konflik di perbatasan dengan Kamboja.

Thailand Abaikan Peringatan Trump, Konflik Perbatasan Dengan Kamboja

Pemerintah Bangkok menegaskan operasi militer untuk menjaga kedaulatan nasional, sementara korban jiwa meningkat di kedua sisi perbatasan. Serangan darat Thailand memicu gelombang pengungsi, tekanan ekonomi, dan perhatian internasional.

Dibawah ini Anda bisa membaca berbagai informasi berita terbaru dan terviral hanya ada di Berita Indonesia Kamboja.

Thailand Tidak Menanggapi Peringatan Trump

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menyuarakan klaim keras bahwa Thailand sedang memprovokasi konflik dengan Kamboja di perbatasan, namun pernyataan itu langsung diabaikan oleh pemerintah Bangkok. Trump, melalui postingan di Truth Social, menuduh Thailand “mengancam stabilitas kawasan” dan memperingatkan sanksi ekonomi jika eskalasi berlanjut.

Pemerintah Thailand merespons dingin, menyebut pernyataan Trump sebagai campur tangan asing yang tidak relevan. Perdana Menteri Srettha Thavisin menegaskan bahwa operasi militer di perbatasan murni untuk menjaga kedaulatan nasional, bukan agresi. Analis internasional melihat ini sebagai tanda melemahnya pengaruh AS di Asia Tenggara pasca-pemilu Trump yang kontroversial.

Dampaknya langsung terasa di pasar keuangan saham perusahaan Thailand terkait pertahanan naik 5%, sementara obligasi Kamboja anjlok. Trump kini terlihat kehilangan kredibilitas, dengan sekutu ASEAN lebih memilih dialog regional daripada bergantung pada retorika Washington.

Thailand Luncurkan Serangan Darat Intensif

Pagi ini, pasukan Thailand melancarkan serangan darat ke posisi Kamboja di sekitar Kuil Preah Vihear, menewaskan 12 tentara Kamboja dan melukai puluhan lainnya. Operasi “Gajah Perak” melibatkan tank T-84 dan drone surveillance, menargetkan benteng yang diduga dikuasai pemberontak Khmer Merah.

Kementerian Pertahanan Thailand membenarkan serangan sebagai respons atas “serangan roket lintas batas” dari Kamboja semalam, yang menewaskan 5 warga sipil di provinsi Surin. Jenderal Narongphan Jitkaewthae memuji efektivitas pasukan, klaim merebut 2 km wilayah dalam waktu 4 jam.

Komunitas internasional bereaksi cepat PBB mendesak gencatan senjata, sementara China menawarkan mediasi sambil menyuplai senjata ke Kamboja. Thailand menolak tuduhan agresi, bersikukuh ini “pertahanan preventif” untuk cegah infiltrasi teroris.

Baca Juga: Kenapa Thailand-Kamboja Saling Serang Hanya Gegara Rebutan Kuil?

Kamboja Minta Bantuan Regional, Korban Jiwa Meningkat

Kamboja Minta Bantuan Regional, Korban Jiwa Meningkat

Pemerintah Kamboja melaporkan 45 tentara tewas dan 200 luka-luka akibat serangan Thailand, dengan Phnom Penh meminta bantuan darurat dari ASEAN dan Vietnam. Perdana Menteri Hun Manet menyebut invasi sebagai “pelanggaran berat hukum internasional” dan mengaktifkan pasukan cadangan 10.000 personel.

Dalam pidato emosional, Manet menyerukan solidaritas ASEAN, menuduh Thailand didorong kepentingan tambang emas ilegal di Preah Vihear. Vietnam, tetangga dekat, mengirim bantuan medis dan intelijen, sementara Laos menawarkan mediasi netral. Korban sipil Kamboja mencapai 20 orang, termasuk anak-anak, memicu kemarahan publik di Phnom Penh.

Data satelit dari Maxar Technologies menunjukkan 15 desa Kamboja hancur, memicu gelombang pengungsi ke Thailand—ironisnya, ke negara penyerang. Ini menguji fondasi ASEAN, yang gagal cegah konflik internal sejak didirikan.

Pengaruh Ekonomi dan Tanggapan Dunia

Konflik ini mengguncang ekonomi kedua negara ekspor Thailand ke Kamboja turun 30%, sementara pariwisata Preah Vihear lumpuh total, rugi US$50 juta per minggu. Harga beras Kamboja melonjak 40% di pasar Bangkok, memicu inflasi regional. Investor asing tarik dana US$2 miliar dari bursa saham Thailand.

AS, meski klaim Trump diabaikan, ancam embargo senjata ke Thailand, tapi pengaruhnya diragukan karena Beijing sudah jadi pemasok utama. Uni Eropa desak embargo perdagangan, sementara India tawarkan dialog bilateral. Organisasi seperti Human Rights Watch laporkan pelanggaran HAM, termasuk bom cluster.

Prospek damai redup negosiasi ASEAN dijadwalkan minggu depan di Jakarta, tapi Thailand bersikukuh tak mundur tanpa jaminan keamanan. Analis prediksi konflik bisa tarik superpower, ubah peta geopolitik Asia Tenggara selamanya.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate yang tentunya terpecaya hanya di .


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kompas.com
  2. Gambar Kedua dari kompas.com