Thailand Tolak Perdamaian Dengan Kamboja Meski AS Turun Tangan
Sejak awal Desember 2025, ketegangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak setelah ledakan ranjau darat yang melukai prajurit Thailand.

Peristiwa itu memicu keputusan militer Thailand untuk menangguhkan implementasi kesepakatan damai yang baru saja disepakati.
Kesepakatan damai tersebut awalnya difasilitasi oleh Amerika Serikat, dengan dukungan diplomatik lewat tekanan terhadap perdagangan (tarif), sebagai upaya menghentikan konflik yang pecah pada Juli 2025.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Krisis Perbatasan yang Kembali Memanas
Konflik antara Thailand dan Kamboja kembali memanas setelah gencatan senjata yang difasilitasi sejumlah mediator internasional, termasuk AS melalui peran Donald J. Trump, runtuh akibat ketegangan baru di perbatasan.
Meskipun kesepakatan damai telah ditandatangani pada Oktober 2025, insiden ledakan ranjau darat yang melukai tentara Thailand memicu penangguhan segera pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Pasukan militer Thailand menyatakan bahwa persetujuan itu dibekukan karena mereka merasa keamanan nasional dan kedaulatan terancam.
Kekerasan pun kembali pecah di kawasan perbatasan, dengan laporan serangan udara dari militer Thailand dan bentrokan artileri di beberapa titik konflik.
Situasi ini memaksa ratusan ribu warga sipil di kedua negara mengungsi dari rumah mereka, menghadapi ketidakpastian jangka pendek.
Thailand Tolak Mediasi Pihak Ketiga
Sikap keras Bangkok muncul kala sejumlah negara termasuk AS, serta negara-negara ASEAN menawarkan diri sebagai mediator damai.
Pemerintah Thailand secara tegas menolak mediasi pihak ketiga. Mereka menyatakan bahwa perselisihan harus diselesaikan melalui jalur bilateral langsung dengan Kamboja, tanpa perantara asing.
Menurut pejabat Thailand, penggunaan tekanan seperti ancaman tarif perdagangan oleh pihak luar untuk memaksa kesepakatan dirasa tidak dapat diterima.
Mereka menekankan bahwa hubungan dengan Kamboja adalah masalah kedaulatan dan keamanan nasional, bukan isu ekonomi eksternal yang bisa diselesaikan lewat penekanan luar.
Baca Juga: Pasukan Thailand Bombardir Kamboja Dipicu Oleh Roket Buatan China
Tuduhan Pelanggaran Amanat Gencatan Senjata

Penyebab langsung runtuhnya kesepakatan damai adalah ledakan ranjau darat yang mengakibatkan beberapa prajurit Thailand cedera serius.
Bangkok menuduh Kamboja telah memasang ranjau baru di wilayah sengketa sebuah pelanggaran terhadap kesepakatan dan terhadap konvensi internasional terkait ranjau darat.
Pihak Thailand menegaskan bahwa sebelum ada jaminan nyata tentang keamanan dan penghentian semua aktivitas militer di perbatasan, mereka tidak akan mengizinkan rencana de‑eskalasi, penarikan senjata berat, maupun pembukaan kembali diplomasi damai.
Berikutnya, Thailand berencana meminta misi pencarian fakta dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki tuduhan tersebut.
Konflik Berlanjut di Tengah Campur Tangan Internasional
Meskipun mantan Presiden AS Trump menyatakan siap membuat panggilan langsung ke pemimpin Thailand dan Kamboja guna meredakan ketegangan, upaya diplomatik itu gagal.
Thailand menolak intervensi eksternal, menegaskan bahwa pihak luar tidak boleh dipakai untuk memaksa perdamaian tanpa penyelesaian akar penyebab konflik.
Krisis ini telah memicu kebangkitan nasionalisme dan kekhawatiran bahwa konflik bisa meluas. Sebagian besar warga sipil di daerah perbatasan kini menghadapi penderitaan pengungsian, gangguan akses layanan dasar, dan trauma akibat kekerasan militer.
Situasi ini memperlihatkan bahwa meskipun ada tekanan internasional, keputusan kedaulatan dan keamanan tetap menjadi prioritas Thailand.
Masa Depan Hubungan Thailand–Kamboja
Dengan sikap Thailand yang menolak mediasi pihak ketiga dan menegaskan bahwa perdamaian hanya bisa terjadi lewat persetujuan bilateral dan pemenuhan syarat keamanan. Prospek rekonsiliasi menjadi suram.
Tantangan besar muncul dari kepercayaan yang hancur, tuduhan ranjau, dan keinginan Thailand untuk menjaga kedaulatan tanpa campur tangan asing.
Sementara itu, konflik berkepanjangan dan ketidakpastian di perbatasan bisa membuat negeri jiran ini semakin terisolasi secara diplomatik dan ekonomi.
Rakyat kedua negara menjadi korban paling nyata menghadapi trauma, kekerasan, dan ketidakpastian masa depan.
Hanya dengan itikad baik, transparansi, dan dialog langsung antara kedua belah pihak-lah harapan perdamaian bisa muncul kembali.
Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana Akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari disway.id