PM Thailand Bersumpah Tak Akan Gencatan Senjata Sampai Kamboja Berhenti Menyerang

Silakan Share

Perdana Menteri Thailand menegaskan tidak akan ada gencatan senjata hingga ancaman dan serangan Kamboja benar-benar berhenti.

PM Thailand Bersumpah Tak Akan Gencatan Senjata Sampai Kamboja Berhenti Menyerang

​Dengan nada tegas, Perdana Menteri Thailand Anutin menyatakan bahwa tidak akan ada gencatan senjata sampai ancaman dari Kamboja benar-benar berakhir.​ Pernyataan ini mencerminkan ketegasan pemerintah Thailand dalam melindungi kedaulatan dan warga negaranya dari serangan yang terus berlanjut. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Konflik Perbatasan Kembali Memanas

Konflik Thailand dan Kamboja kembali memanas, memicu kekhawatiran eskalasi. Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menegaskan tidak ada kontak damai dari Kamboja, menunjukkan Thailand tak akan berkompromi dengan ancaman yang dirasakan.

Anutin dengan jelas menyampaikan bahwa Thailand akan “melakukan apa yang seharusnya kami lakukan” dalam menghadapi situasi ini. Ini mengindikasikan respons tegas dari pihak Thailand terhadap tindakan permusuhan. Pemerintah Thailand secara terbuka menyatakan dukungan moral penuh kepada para pembela negara di garis depan.

Lebih lanjut, pemerintah Thailand berkomitmen untuk mendukung penuh operasi militer melawan Kamboja. Anutin menegaskan bahwa tidak akan ada penarikan pasukan atau instruksi untuk menghentikan perlawanan. Pernyataan ini menggarisbawahi tekad Thailand untuk menjaga keamanan dan stabilitas perbatasan mereka.

Tuduhan Serangan Agresif Dari Kamboja

Thailand menuduh Kamboja melancarkan serangan besar-besaran di sepanjang perbatasan sejak hari Minggu. Serangan ini menggunakan persenjataan canggih, termasuk peluncur roket RM-70 dan BM-21, serta drone kamikaze. Penggunaan teknologi militer modern ini menandakan peningkatan signifikan dalam tingkat agresi.

Akibat dari serangan-serangan tersebut, dilaporkan tujuh warga sipil Thailand tewas, menambah daftar korban jiwa dalam konflik ini. Selain itu, tiga tentara Thailand juga gugur dalam insiden tersebut. Kerugian ini memperkuat posisi Thailand untuk tidak mundur dari perlawanan.

Insiden ini bukan yang pertama; pada Juni lalu, kedua negara terlibat perang selama empat hari. Saat itu, Malaysia sebagai ketua ASEAN berupaya menengahi dan berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata. Namun, gejolak terbaru menunjukkan bahwa upaya diplomatik sebelumnya belum mampu menjamin perdamaian jangka panjang.

Baca Juga: Ketegangan Kamboja-Thailand Memuncak, Bentrokan Kembali Terjadi

Sikap Tegas Thailand Terhadap Ancaman

PM Thailand Bersumpah Tak Akan Gencatan Senjata Sampai Kamboja Berhenti Menyerang

Perdana Menteri Anutin menegaskan kembali bahwa Thailand tidak akan menarik pasukannya atau menginstruksikan mereka untuk berhenti berperang. Ia menyatakan bahwa “Kami tak bisa berhenti sekarang” dan telah memberikan wewenang penuh kepada pasukan militer untuk melaksanakan rencana mereka. Dukungan penuh dari pemerintah menjamin kelangsungan operasi pertahanan.

Sikap tegas ini mencerminkan komitmen Thailand untuk melindungi kedaulatan dan keamanan nasional. Pemerintah Thailand melihat tindakan Kamboja sebagai permusuhan intensif yang memerlukan respons setimpal. Oleh karena itu, dukungan moral dan logistik diberikan sepenuhnya kepada mereka yang berjuang di medan perang.

Keputusan untuk tidak melakukan gencatan senjata hingga ancaman berakhir menunjukkan prioritas utama Thailand adalah keamanan. Pemerintah tidak akan mengorbankan keselamatan warga negara dan integritas wilayahnya demi perdamaian yang rapuh. Langkah ini mencerminkan kebijakan luar negeri yang berani dan tanpa kompromi dalam menghadapi agresi.

Komitmen Penuh Pemerintah Untuk Militer

Anutin secara eksplisit menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan penuh kepada operasi militer. Ini mencakup dukungan logistik, finansial, dan moral yang diperlukan untuk mempertahankan diri dari serangan Kamboja. Komitmen ini memastikan bahwa militer Thailand memiliki sumber daya yang memadai.

Pernyataan “Saya sudah menyampaikan ke pasukan mereka bisa menerapkan rencana mereka dan pemerintah akan mendukung secara penuh” menegaskan kebebasan operasi militer. Hal ini memberikan kepercayaan diri kepada militer untuk mengambil tindakan yang diperlukan tanpa hambatan politik. Koordinasi erat antara pemerintah dan militer menjadi kunci dalam situasi konflik ini.

Dukungan penuh ini juga diharapkan dapat meningkatkan moral pasukan yang berada di garis depan. Dengan mengetahui bahwa mereka didukung sepenuhnya oleh pemerintah, militer dapat beroperasi dengan lebih efektif dan efisien. Ini adalah pesan kuat dari Thailand kepada Kamboja dan komunitas internasional mengenai tekad mereka untuk mempertahankan diri.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana Akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari english.alarabiya.net
  • Gambar Kedua dari cnnindonesia.com