2 Skenario Usai Thailand-Kamboja Perang Lagi di Tengah SEA Games 2025

Silakan Share

Salah satu kemungkinan nyata usai eskalasi konflik adalah bahwa tim dari Kamboja memutuskan untuk menarik diri secara penuh atau sebagian dari SEA Games 2025.

2 Skenario Usai Thailand-Kamboja Perang Lagi di Tengah SEA Games 2025

Faktor utama yang mendorong langkah ini adalah kekhawatiran terhadap keselamatan atlet dan ofisial, mengingat konflik tak hanya militer tetapi telah menyebabkan pengungsian massal, jatuhnya korban, dan ketidakpastian situasi di perbatasan.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Latar Konflik Thailand–Kamboja

Sejak pertengahan 2025, ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali melebar setelah perselisihan perbatasan lama.

Bentrokan bersenjata meletus antara kedua negara pada Juli 2025, dan meskipun sempat tercapai gencatan senjata, kekhawatiran terus muncul karena akar masalah terutama sengketa wilayah perbatasan historis belum benar-benar terselesaikan.

Belakangan ini, serangan udara oleh militer Thailand mengobarkan kembali konflik di perbatasan, menyebabkan korban sipil dan militer serta memicu pengungsian massal.

Di tengah situasi ini, penyelenggaraan SEA Games 2025 di mana Thailand menjadi tuan rumah menghadapi tantangan besar terkait keamanan, kehadiran tim Kamboja, dan suasana kompetisi.

Dalam konteks itu muncul kekhawatiran apa yang akan terjadi jika konflik antara Thailand dan Kamboja benar-benar memanas kembali saat SEA Games sedang berlangsung? Berikut dua skenario yang paling mungkin terjadi.

Skenario Pertama

Jika konflik kembali meningkat drastis. Skenario pertama adalah bahwa delegasi Kamboja memilih menarik diri dari SEA Games setidaknya dari beberapa cabang olahraga sebagai langkah menjaga keamanan atlet dan ofisial.

Ini bukan hal baru: telah tercatat bahwa Kamboja sebelumnya sudah memutuskan mundur dari delapan cabang olahraga SEA Games 2025 beralasan keamanan akibat konflik perbatasan.

Begitu ketidakpastian keamanan meluas, muncul risiko atlet maupun publik dari negara lain takut datang ke Thailand sebagai tuan rumah.

Hal ini dapat menggoyahkan kelangsungan event panitia penyelenggara harus mempertimbangkan ulang aktivitas pertandingan, jalur transportasi, akomodasi, dan pengamanan.

Situasi ini bisa menimbulkan kekacauan logistik besar dan bahkan memaksa penundaan atau penyesuaian besar terhadap jadwal SEA Games.

Efek lanjutan bisa sangat luas. Agenda besar ini bukan hanya soal olahraga tapi juga diplomasi olahraga dan kebersamaan regional.

Jika Kamboja atau negara lain memilih menarik diri. Reputasi penyelenggara SEA Games dan rasa percaya terhadap keamanan kawasan bisa tergerus.

Kecurigaan terhadap stabilitas regional bisa meningkat, dan kepercayaan publik terhadap olahraga regional bisa melemah.

Baca Juga: Timnas Mundur, Kamboja Hanya Tampilkan 13 Cabor di SEA Games 2025

Skenario Kedua

Skenario Kedua

Alternatif lain meskipun konflik memanas, penyelenggara SEA Games. Bersama dengan negara-negara peserta dan organisasi internasional.

Memobilisasi upaya diplomatik untuk menjaga agar kompetisi tetap bisa berjalan meskipun dengan penyesuaian.

Dalam skenario ini, diplomasi regional dan internasional misalnya lewat mediatori dari organisasi kawasan bisa dipergunakan untuk menegosiasikan jaminan keamanan. Zona aman bagi atlet, dan jalur aman untuk akses ke venue.

Pemerintah Thailand, sebagai tuan rumah, kemungkinan besar akan meningkatkan pengamanan luar biasa misalnya menambah intelijen, polisi, personel keamanan di sekitar venue, dan membuat protokol khusus bagi delegasi asing.

Laporan awal menyebut bahwa Thailand sudah menyiagakan polisi dan intel menjelang SEA Games menyusul memanasnya ketegangan dengan Kamboja.

Skenario ini juga membutuhkan komitmen dari negara-negara peserta solidaritas, kepercayaan pada penyelenggara.

Serta kesediaan menerima kompromi misalnya menghindari cabang olahraga di wilayah rawan konflik, atau mengubah jadwal.

Jika dikelola dengan baik, SEA Games tetap bisa digelar meskipun dalam suasana ketat. Mungkin dengan penekanan pada keselamatan atlet dan publik daripada kemeriahan penuh.

Dampak Potensial Pada Hubungan Regional

Dampak dari konflik Thailand–Cambodia border conflict terhadap hubungan regional bisa sangat serius.

Konflik ini berisiko mengikis kepercayaan terhadap ASEAN sebagai penjaga stabilitas kawasan bila gagal mengatasi sengketa antara dua anggotanya.

Ketegangan bersenjata antarnegara ASEAN menciderai prinsip dasar “kerjasama dan perdamaian regional”.

Sementara negara-negara di kawasan bisa makin skeptis terhadap kemampuan organisasi tersebut dalam meredakan konflik apalagi jika eskalasi terus terjadi dan memaksa keterlibatan kekuatan eksternal.

Selain itu, dampak konflik terhadap ekonomi dan keamanan lintas-negara juga sangat mungkin terasa.

Perdagangan dan rantai pasokan termasuk koridor/perdagangan antarnegara yang melibatkan Thailand dan Kamboja bisa terganggu akibat penutupan perbatasan, pengetatan keamanan, dan hilangnya stabilitas.

Hal ini tidak hanya memukul ekonomi dua negara. Tetapi juga menyulitkan negara-negara tetangga yang berbisnis atau bergantung pada integrasi ekonomi regional sehingga potensi efek domino terhadap ekonomi kawasan menjadi nyata.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana Akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari www.cnnindonesia.com
  • Gambar Kedua dari www.dpd.go.id