Jeritan Hati Orang Tua DImas, Kecemasan Korban TPPO Kamboja

Silakan Share

Kisah Dimas, seorang pemuda yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja, menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan di Indonesia.

Jeritan Hati Orang Tua DImas, Kecemasan Korban TPPO Kamboja

Sejak kepergiannya beberapa bulan lalu dengan janji pekerjaan bergaji tinggi, komunikasi dengan keluarganya mulai terputus secara perlahan.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Kecemasan Orang Tua Dimas

Dimas awalnya berangkat dari kampung halaman setelah menerima tawaran pekerjaan yang terdengar menjanjikan.

Ia dijanjikan gaji besar, fasilitas penginapan, dan kesempatan masa depan yang lebih baik. Orang tuanya, meskipun khawatir, memilih percaya dan membiarkan putra mereka mencoba nasib di negeri orang. Namun tak lama setelah tiba di Kamboja, komunikasi Dimas mulai berubah.

Pesan yang dulu mudah dibalas kini semakin jarang. Telepon yang biasanya menjelaskan aktivitas hariannya berubah menjadi komunikasi singkat dan penuh ketegangan.

Hingga akhirnya, pada suatu hari, Dimas mengirim pesan terakhir yang membuat seluruh keluarga terpukul.

Ia mengatakan bahwa dirinya berada dalam situasi yang berbahaya dan tidak bisa pergi. Setelah pesan itu, nomor teleponnya tidak dapat dihubungi lagi. Hari-hari setelah itu menjadi masa penuh ketidakpastian.

Orang tua Dimas tidak pernah membayangkan bahwa perjalanan anak mereka untuk mencari rezeki justru menyeretnya dalam jaringan kejahatan perdagangan manusia.

Upaya Pihak Berwenang Dalam Penanganan Kasus Dimas

​Kepolisian Resor Kuningan, melalui Kapolres AKBP Muhammad Ali Akbar, telah menerima pengaduan dari orang tua Dimas.

​Karena lokus tindak pidana perdagangan orangnya diduga berada di Jakarta dan di luar wilayah hukum Kuningan, pihak kepolisian akan memfasilitasi orang tua Dimas untuk membuat laporan polisi di Bareskrim.

​Selain itu, pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk tindak pidana tertentu Bareskrim, Satgas TPPO, dan difasilitasi oleh Andi Gani selaku penasihat Kapolri, untuk segera memulangkan korban dari Kamboja.

Kasus Dimas ini sebelumnya sempat viral di media sosial melalui video berdurasi 33 detik yang dibuat oleh Dimas bersama teman-temannya, meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Kuningan dan pihak terkait untuk memulangkannya dari Kamboja.

Baca Juga: Upaya Kemlu Selamatkan WNI Dari Jeratan Sindikat Online Scam Kamboja

Kasus Serupa Modus Operandi TPPO di Kamboja

Kasus Serupa Modus Operandi TPPO di Kamboja

Warga negara Indonesia lainnya seperti Mirza Saputra (26) dari Lhokseumawe juga menjadi korban, dijanjikan gaji besar melalui agen. ​

Mirza berangkat melalui beberapa kota di Indonesia sebelum tiba di Malaysia dan kemudian masuk Kamboja. ​

Keluarganya kemudian menerima telepon yang meminta uang tebusan sebesar Rp 50 juta, dengan ancaman nyawa korban jika tidak dipenuhi. ​Korban sering disiksa dan paspor serta ponsel mereka ditahan, membuat komunikasi dengan keluarga terbatas.

​Kasus Rizal Sampurna dari Banyuwangi juga menunjukkan betapa rentannya WNI menjadi korban TPPO, di mana ia meninggal dunia setelah bekerja sebagai operator judi online di Kamboja melalui jalur non-prosedural.

​Kejadian ini menjadi bukti bahwa perlindungan HAM dan sistem imigrasi Indonesia masih memiliki banyak celah.

Peran Pemerintah Dalam Mencegah TPPO

Anggota DPD RI asal Aceh, H. ​Sudirman Haji Uma, menyayangkan terulangnya kasus TPPO yang menimpa warga Aceh dan mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada. ​

Ia juga telah menyurati Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI untuk proteksi dan advokasi korban di Kamboja.

​Haji Uma mengingatkan bahwa banyak agen dari warga Aceh sendiri yang mencari korban dengan menjanjikan pekerjaan di luar negeri dengan gaji besar, terutama di Kamboja, Myanmar, dan Laos. ​

Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, juga menyerukan penguatan sistem imigrasi untuk mencegah keberangkatan WNI sebagai tenaga kerja ilegal di luar negeri, serta mendesak penanganan menyeluruh terhadap modus sindikat TPPO.

​Ia menyoroti faktor kemiskinan dan pengangguran sebagai pendorong, serta janji pekerjaan di luar negeri sebagai daya tarik bagi para korban.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana Akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari www.cnnindonesia.com
  • Gambar Kedua dari www.dpd.go.id