Tragedi PMI Sumut, 7 Pekerja Migran Tewas Akibat Ilegal ke Kamboja

Tragedi menimpa pekerja migran asal Sumatera Utara: tujuh PMI tewas di Kamboja akibat perekrutan ilegal melalui media sosial.

Para korban dipaksa bekerja di sektor perjudian daring dengan kondisi ekstrem dan tanpa upah layak. Pemerintah melalui KBRI dan BP2MI memfasilitasi pemulangan korban selamat dan jenazah, sambil memperkuat pengawasan.

Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik lainnya dan relevan yang bisa menambah wawasan Anda ada di Berita Indonesia Kamboja.

Tragedi Baru Menimpa Pekerja Migran Sumut

Tahun 2025 menjadi catatan kelam bagi pekerja migran asal Sumatera Utara. Tercatat tujuh warga daerah itu meninggal di Kamboja dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir. Kementerian Luar Negeri memastikan seluruh korban merupakan pekerja migran nonprosedural.

Pihak KBRI Phnom Penh telah menerima laporan kematian tersebut sejak awal Januari hingga September 2025. Jenazah para korban diketahui berasal dari daerah seperti Deli Serdang, Langkat, hingga Labuhanbatu.

Laporan awal menyebut para korban meninggal akibat penyiksaan dan kondisi kerja ekstrem. Beberapa bahkan dipaksa bekerja lebih dari 18 jam sehari tanpa upah layak. Pemerintah Indonesia kini tengah menelusuri sindikat yang membawa para PMI tersebut secara ilegal ke Kamboja.

Cara Rekrutmen Ilegal via Media Sosial

Pengungkapan awal menunjukkan perekrutan para korban dilakukan dengan modus tawaran kerja bergaji tinggi. Calo menjanjikan posisi di perusahaan teknologi di luar negeri, dengan gaji hingga belasan juta rupiah per bulan.

Para korban justru ditempatkan di kompleks perjudian daring di Phnom Penh dan Sihanoukville. Identitas dan paspor mereka disita pihak perusahaan ilegal agar tak bisa keluar. Dalam beberapa kasus, PMI dipaksa menipu warga asing melalui platform investasi palsu.

Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menilai kasus ini bagian dari sistem perdagangan orang lintas negara. Mereka menegaskan bahwa jaringan perekrut asal Indonesia bekerja sama dengan pihak luar negeri.

Baca Juga: Presiden Korsel Minta Warga yang Diculik di Kamboja Segera Dipulangkan

Langkah Pemerintah dan KBRI Memfasilitasi

Pemerintah melalui KBRI Phnom Penh telah mengevakuasi dua pekerja migran yang masih hidup dari kompleks perjudian online. Mereka kini mendapat perlindungan di shelter KBRI dan menjalani pemeriksaan kesehatan serta psikologis.

Sementara itu, tujuh jenazah PMI yang meninggal telah dipulangkan secara bertahap ke Indonesia. Pemulangan terakhir dilakukan pada awal Oktober 2025 dengan pengawalan dari pihak Kemlu. Keluarga korban diberikan santunan serta pendampingan untuk penelusuran hukum.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperketat pengawasan jalur keberangkatan pekerja migran. Pengetatan terutama dilakukan di daerah rawan calo seperti Medan dan sekitarnya. Selain itu, dilakukan kampanye penyadaran agar masyarakat tidak mudah tergiur tawaran kerja luar negeri.

Penegakan Perlindungan Pekerja Migran

Lembaga pemerhati buruh migran mendesak agar pemerintah segera menindak tegas jaringan TPPO yang beroperasi di Indonesia. Mereka menilai lemahnya pengawasan di tingkat daerah membuat praktik penyaluran ilegal terus berlangsung.

Selain itu, DPR RI meminta perlindungan hukum bagi keluarga korban. Komisi IX DPR menegaskan bahwa kasus kematian PMI di Kamboja merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak boleh diabaikan. Negara harus hadir memberi rasa aman bagi warga yang mencari nafkah di luar negeri.

Masyarakat juga diminta melaporkan apabila menemukan indikasi tawaran kerja luar negeri mencurigakan. Kasus tragis tujuh PMI asal Sumut menjadi pengingat keras bahwa praktik perdagangan orang masih mengancam.

Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpecaya hanya di Berita Indonesia Kamboja.

---