Kasus Penculikan Warga Korea di Kamboja Naik Drastis Kini 330 Kasus

Silakan Share

Kasus penculikan warga negara Korea Selatan di Kamboja telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Kasus Penculikan Warga Korea di Kamboja Naik Drastis Kini 330 Kasus

Data menunjukkan bahwa jumlah kasus melonjak dari sekitar 10 hingga 20 per tahun pada tahun 2022 hingga 2023, menjadi 220 kasus pada tahun 2024, dan mencapai 330 kasus hingga Agustus 2025.

Lonjakan ini telah memicu keprihatinan serius dari pemerintah Korea Selatan dan masyarakat internasional. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Modus Operandi Kasus Penculikan

Sebagian besar korban penculikan adalah warga Korea Selatan yang tertarik dengan tawaran pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri.

Setelah tertarik, mereka dibawa ke Kamboja dan dijebak dalam situasi yang memaksa mereka bekerja di pusat panggilan ilegal atau scam center.

Di sana, mereka dipaksa bekerja keras, mengalami penyiksaan fisik dan mental. Serta dipaksa untuk melakukan penipuan online.

Beberapa korban bahkan mengalami kerugian finansial yang signifikan, dengan rekening bank mereka dikuras habis oleh para pelaku.

Kasus Tragis yang Mengguncang Publik

Salah satu kasus yang paling mengguncang adalah kematian seorang mahasiswa Korea Selatan berusia 22 tahun yang ditemukan tewas di Kampot, Kamboja, pada Agustus 2025.

Korban, yang awalnya berencana untuk menghadiri pameran di Kamboja. Diculik dan disiksa oleh kelompok kriminal lokal.

Keluarganya menerima permintaan tebusan sebesar 50 juta won (sekitar 35.000 USD) sebelum akhirnya korban ditemukan tewas akibat serangan jantung yang disebabkan oleh penyiksaan.

Kasus ini menyoroti betapa rentannya warga asing terhadap kejahatan terorganisir di Kamboja.

Baca Juga: Tangkap 2.100 Orang, Kamboja Perangi Penipuan Online Secara Besar

Reaksi Pemerintah Korea Selatan

Reaksi Pemerintah Korea Selatan

Menanggapi lonjakan kasus ini, pemerintah Korea Selatan telah meningkatkan kewaspadaan terhadap perjalanan ke Kamboja.

Pada 10 Oktober 2025, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memanggil Duta Besar Kamboja untuk menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai kasus-kasus penipuan pekerjaan dan penahanan warga negara Korea di Kamboja.

Mereka mendesak pemerintah Kamboja untuk mengambil tindakan tegas guna memberantas penipuan online dan meningkatkan kerjasama antara aparat kepolisian kedua negara.

Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga mengeluarkan peringatan perjalanan khusus untuk Phnom Penh, ibu kota Kamboja, guna melindungi warganya.

Peran Sindikat Kriminal Internasional Dalam Kasus Ini

Investigasi mengungkapkan bahwa sindikat kejahatan internasional, termasuk kelompok kriminal dari China, terlibat dalam operasi scam center di Kamboja.

Kelompok-kelompok ini bekerja sama dengan pejabat setempat untuk menjalankan kegiatan ilegal yang merugikan warga asing.

Menurut laporan Amnesty International, terdapat lebih dari 50 pusat penipuan besar yang beroperasi di Kamboja, terutama di wilayah Sihanoukville, Phnom Penh, dan Bavet.

Kegiatan ini diperkirakan menghasilkan pendapatan antara 12,5 hingga 19 miliar dolar AS per tahun, yang setara dengan hingga 60% dari Produk Domestik Bruto Kamboja.

Kesimpulan

Lonjakan kasus penculikan warga Korea Selatan di Kamboja merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera dari semua pihak terkait.

Kerjasama internasional, peningkatan pengawasan terhadap aktivitas online. Serta penegakan hukum yang tegas adalah langkah-langkah penting untuk mengatasi masalah ini.

Hanya dengan upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa kejahatan semacam ini tidak lagi terjadi dan bahwa keselamatan warga negara asing dapat terjamin di Kamboja.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari mpnindonesia.com
  • Gambar Kedua dari voi.id