18 Tentara Kamboja Ditahan di Thailand, Negara Ajukan Banding ke PBB
18 tentara kamboja masih ditahan di Thailand, dengan alasan bahwa para tentara tersebut harus menjalani proses hukum di Thailand.
Penahanan ini terjadi di tengah konflik perbatasan yang memanas antara kedua negara, yang menyebabkan banyak korban jiwa dan pengungsian.
Kamboja telah mengajukan banding ke PBB, menuduh bahwa tentara-tentaranya disiksa dan tidak diberikan perawatan medis saat ditahan.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Penahanan 18 Tentara Kamboja Oleh Thailand
Sebanyak 18 tentara Kamboja masih ditahan oleh Thailand setelah penangkapan mereka pada Selasa, 29 Juli 2025.
Penangkapan ini terjadi di salah satu kantong wilayah sengketa perbatasan antara kedua negara. Militer Thailand menyatakan bahwa mereka menangkap 18 tentara Kamboja di wilayah Samtae, Distrik Kantharalak, Provinsi Sisaket.
Penahanan ini dilakukan oleh militer Thailand sesuai dengan aturan humaniter internasional, menurut pernyataan Thailand.
Namun, Kamboja menuduh Thailand menangkap tentaranya di wilayah sengketa. Ke-18 tahanan tersebut terdiri dari seorang subletnan, dua sersan mayor kelas dua, 12 sersan, dua kopral, dan satu prajurit.
Kamboja Mengajukan Banding ke PBB
Pada 6 September 2025, Komite Hak Asasi Manusia Kamboja (CHRC) mengajukan banding mendesak kepada Dr. Ganna Yudkivska, Ketua Kelompok Kerja PBB tentang Penahanan Sewenang-wenang, terkait penahanan 18 tentara Kamboja oleh Thailand.
Penahanan ini terjadi pada 29 Juli, beberapa jam setelah gencatan senjata yang dimediasi Malaysia berlaku.
Dalam suratnya, CHRC menekankan bahwa penahanan tersebut tidak memiliki dasar hukum dan bertentangan dengan Konvensi Jenewa serta Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik.
Yang melarang penahanan sewenang-wenang dan mewajibkan pembebasan segera personel militer setelah permusuhan berakhir.
CHRC juga melaporkan bahwa tentara yang ditahan tidak diberikan akses ke pengacara, keluarga, atau pejabat Kamboja. Meskipun telah ada permintaan berulang kali untuk pembebasan dan pemulangan mereka.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa penahanan tanpa komunikasi dapat berujung pada penyiksaan atau perlakuan kejam, yang juga melanggar hak asasi manusia internasional.
Dengan mengajukan banding ini, CHRC meminta Kelompok Kerja PBB untuk menyelidiki kasus ini secara mendesak dan mendeklarasikan penahanan tersebut sebagai sewenang-wenang.
Serta mendesak Thailand untuk segera membebaskan dan memulangkan tentara yang ditahan sesuai dengan hukum internasional
Baca Juga: Kamboja Dinilai Langgar Perjanjian Usai Tebar Ranjau di Perbatasan Thailand
Respons Thailand: “Proses Hukum Sedang Berjalan”
Pemerintah Thailand menanggapi penahanan 18 tentara Kamboja dengan menegaskan bahwa semua tindakan yang diambil sesuai dengan hukum nasional. Khususnya hukum imigrasi dan keamanan perbatasan.
Pejabat Thailand menyatakan bahwa tentara yang ditahan diperlakukan secara manusiawi, mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar, dan akan melalui proses hukum yang berlaku sebelum keputusan akhir diambil.
Thailand juga menekankan bahwa pemulangan tentara Kamboja akan dilakukan setelah prosedur hukum selesai. Sambil memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap peraturan internasional terkait konflik perbatasan.
Gencatan Senjata yang Rapuh
Gencatan senjata yang diumumkan pada 28 Juli 2025 bertujuan menghentikan bentrokan berdarah di perbatasan Thailand-Kamboja, yang sebelumnya menewaskan puluhan orang dan menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Meskipun gencatan senjata resmi diterapkan, ketegangan tetap tinggi karena insiden penahanan 18 tentara Kamboja oleh Thailand dianggap melanggar kesepakatan sementara.
Situasi ini menunjukkan bahwa gencatan senjata hanya bersifat rapuh, dan kepercayaan antara kedua pihak masih rendah.
Sehingga potensi konflik dapat kembali meningkat jika isu penahanan dan perbatasan tidak segera diselesaikan secara diplomatis.
Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari www.khmertimeskh.com
- Gambar Kedua dari suarathailand.com