Ratusan WNI Jadi Korban di Kamboja, Dubes Imbau Waspadai Tawaran Gaji Menggiurkan

Silakan Share

Kasus penangkapan ratusan WNI di Kamboja kembali membuka mata publik. Tawaran kerja bergaji besar ternyata jebakan sindikat. Dubes RI menyerukan kewaspadaan penuh bagi calon pekerja migran.

Ratusan WNI Tertangkap di Kamboja

Mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada janji manis pekerjaan luar negeri yang ternyata jebakan sindikat. Fenomena ini menjadi alarm bahaya bagi calon pekerja migran agar lebih berhati-hati.

Dibawah ini Berita Indonesia Kamboja akan mengulasan lengkap tentang modus penipuan, langkah perlindungan pemerintah, dan pesan penting Dubes RI untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.

Imbauan Dubes RI Terkait Tawaran Gaji Kamboja

​​Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, sekali lagi mengingatkan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tidak mudah tergiur dengan janji-janji gaji besar jika bekerja di Kamboja​. ​Peringatan ini disampaikan saat Dubes bertemu dengan 13 WNI di provinsi Mondulkiri, Kamboja, pada Rabu (3/9), yang ditangkap karena terlibat dalam aktivitas penipuan daring. ​”Dubes RI mengingatkan para WNI agar tidak lagi mudah tergiur dengan iming-iming gaji besar,” demikian pernyataan dari KBRI Phnom Penh.

​Diharapkan, pengalaman para WNI di Kamboja ini dapat diceritakan kepada keluarga, teman, dan komunitas asal mereka, agar tidak ada lagi warga Indonesia yang terjerat masalah serupa. ​KBRI Phnom Penh juga mengimbau agar WNI lebih bijak dan berhati-hati dalam menyikapi tawaran pekerjaan yang menjanjikan gaji besar, pekerjaan mudah, dan tanpa persyaratan yang rumit. ​Banyak WNI yang terlibat dalam sindikat penipuan daring mengaku tergiur dengan tawaran pekerjaan bergaji tinggi dan proses rekrutmen yang mudah.

Maraknya Penangkapan WNI Terkait Penipuan Online

​Otoritas Kamboja baru-baru ini meningkatkan upaya untuk menanggulangi maraknya penipuan daring, yang mengakibatkan penangkapan ratusan WNI dalam operasi penumpasan penipuan di seluruh provinsi di negara tersebut. ​Sebanyak 271 WNI, termasuk 45 perempuan, terjaring dalam razia penipuan daring di Kamboja. ​

Mereka termasuk bagian dari 2.270 warga asing yang terlibat dalam sindikat penipuan daring. ​Menurut laporan, Kamboja telah menangkap lebih dari 1.000 orang dalam penggerebekan kompleks-kompleks penipuan siber. ​Razia nasional ini dilaksanakan atas perintah Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, berlangsung di 25 kota di 12 provinsi antara 27 Juni hingga 18 Juli. ​

Dalam operasi tersebut, polisi berhasil menangkap 11 orang yang diduga sebagai dalang sindikat penipuan daring. ​Sejumlah barang bukti disita, termasuk komputer, telepon genggam, senjata api, senjata tajam, dan bubuk putih yang dicurigai sebagai narkotika.

Baca Juga:

Data Kasus dan Peningkatan Keterlibatan WNI

Data Kasus dan Peningkatan Keterlibatan WNI

Data otoritas Kamboja menunjukkan jumlah WNI di negara tersebut terus meningkat dengan catatan lebih dari 131.000 orang pada akhir tahun lalu. Sepanjang 2024, KBRI Phnom Penh menangani 3.310 kasus konsuler yang melibatkan WNI.

Namun dari Januari hingga Juli 2025 jumlah kasus sudah melampaui angka tahun sebelumnya dan mencapai 3.256 kasus. KBRI mengkhawatirkan karena 83 persen di antaranya terkait aktivitas penipuan daring. Mayoritas WNI yang terjerat sindikat ini direkrut melalui media sosial.

Penipuan daring telah lama menjadi masalah di Kamboja. Laporan Kompas pada 2022 dan investigasi pada 2023 menunjukkan keterlibatan ratusan WNI dalam sindikat tersebut. Mereka kerap diperlakukan kasar bahkan mengalami kekerasan jika gagal mencapai target pendapatan yang ditetapkan sindikat.

Upaya Pemerintah Kamboja & KBRI Phnom Penh

Ke-13 WNI yang baru ditangkap sedang menjalani proses keimigrasian sebelum mendapat izin dari otoritas Kamboja untuk kembali ke tanah air. Secara umum mereka dalam kondisi baik dan telah menerima bantuan makanan serta obat-obatan. Duta Besar Santo Darmosumarto menyampaikan apresiasi atas respons cepat Kepolisian Mondulkiri yang menanggapi permintaan KBRI Phnom Penh untuk mengamankan WNI yang bekerja di sindikat penipuan daring.

Beliau juga meminta agar proses deportasi dapat dipercepat. Menanggapi hal ini, Mayor Jenderal Lor Sokha selaku Kepala Kepolisian Provinsi Mondulkiri menyatakan komitmennya untuk memastikan provinsi tetap aman dan nyaman bagi warga lokal maupun pengunjung asing.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Roy Soemirat membenarkan adanya penangkapan WNI tersebut. Namun ia belum dapat memastikan status mereka sebagai korban atau tersangka karena penyelidikan masih berlangsung. Kedutaan Besar Indonesia di Phnom Penh terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kamboja untuk mendalami kasus ini dan memperoleh informasi yang lebih menyeluruh.

Skeptisisme Penindakan Penipuan Online di Kamboja

Meskipun razia dilakukan dalam skala besar, sejumlah pihak menanggapinya dengan skeptis. Salah satunya pengamat sosial Vorn Chanlout. Ia mengutip media independen Cambodia Daily dan berpendapat bahwa razia baru dilakukan jika Kamboja sudah mendapat tekanan dari dunia internasional. “Kita juga tidak pernah menangkap gembongnya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sudah menjadi rahasia umum jika sindikat ini dikendalikan oleh orang-orang penting dalam pemerintahan.

Vorn menduga razia hanya bertujuan menyenangkan dunia internasional. Sementara itu aparat dianggap menutupi keterlibatan pejabat dan pengusaha penting di Kamboja. Ia bahkan menyebut beberapa nama, termasuk saudara sepupu Hun Manet yang merupakan anggota DPR, sebagai pemilik entitas yang menjalankan penipuan daring. Kok An, sekutu politik mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, juga diburu kepolisian Thailand atas kasus penipuan daring. Namun hingga kini Pemerintah Kamboja belum menanggapi hal tersebut.

Peringatan dan Pencegahan Untuk WNI

​Pemerintah Kamboja terus mengimbau agar orang asing tidak mudah diperdaya. “Kalau iklannya mengatakan pekerjaan mudah dengan gaji besar tanpa syarat keterampilan atau pengalaman kerja sebelumnya, itu pasti bohong,” demikian pernyataan resmi.

Kementerian Luar Negeri Kamboja di Phnom Penh meminta warga asing untuk cermat memeriksa nama dan alamat perusahaan yang merekrut mereka. Perekrut juga wajib menyediakan kontrak kerja yang transparan dan ditulis dalam bahasa yang dipahami pelamar.

Selain itu, pelamar disarankan memverifikasi legalitas perusahaan melalui pangkalan data kedutaan besar masing-masing. “Pastikan Anda menanyakan soal asuransi, perlindungan ketenagakerjaan dan perlindungan hukum di Kamboja,” tambah pihak Kementerian.

Untuk kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru setiap hari, kunjungi Indonesia Kamboja. Di sana, kalian akan menemukan informasi terkini dan menarik seputar berbagai peristiwa penting.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari Pantau.com
  • Gambar Kedua dari voiceindonesia.com