Hebat! Kemenko PMK Dilirik Kamboja untuk Belajar Tangguh Hadapi Bencana!

Silakan Share

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Indonesia telah dilirik Kamboja.

Hebat! Kemenko PMK Dilirik Kamboja untuk Belajar Tangguh Hadapi Bencana!

Kamboja tertarik untuk mempelajari berbagai praktik baik yang diterapkan Indonesia, mulai dari pembiayaan risiko bencana, skema asuransi bencana, hingga program perlindungan sosial adaptif. Kolaborasi ini mencerminkan tantangan bersama yang dihadapi kedua negara di Asia Tenggara, seperti banjir, kekeringan, dan bencana hidrometeorologi, serta komitmen untuk memperkuat ketahanan bencana di tingkat regional.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Memperkuat Kemitraan Bilateral Dalam Penanggulangan Bencana

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Indonesia menerima Delegasi Pemerintah Kamboja dalam sebuah pertemuan di Jakarta. Asisten Deputi Bidang Penanganan Bencana Kemenko PMK, Merry Efriana. Menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan bilateral antara kedua negara.

Ini bukan hanya diskusi teknis, tetapi juga simbol kepedulian kemanusiaan dan solidaritas di tengah tantangan bencana alam di kawasan Asia Tenggara. Baik Indonesia maupun Kamboja memiliki kondisi geografis dan sosial yang beragam. Dan sama-sama menghadapi ancaman bencana seperti banjir, kekeringan, dan bencana hidrometeorologi yang semakin intens akibat perubahan iklim global.

Kebijakan Inovatif Indonesia Dalam Penanggulangan Bencana

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia memaparkan berbagai kebijakan inovatif yang telah dikembangkan untuk meningkatkan ketangguhan bencana. Kebijakan-kebijakan ini mencakup beberapa pilar penting:

  • Integrasi Pembiayaan Risiko Bencana: Indonesia telah mengintegrasikan pembiayaan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan nasional. Ini memastikan bahwa aspek keuangan untuk penanggulangan bencana sudah diperhitungkan sejak awal dalam rencana pembangunan.
  • Penerapan Skema Asuransi dan Dana Kontingensi: Skema asuransi bencana dan dana kontingensi (dana darurat) telah diterapkan untuk menyediakan perlindungan finansial dan respons cepat saat bencana terjadi.
  • Penguatan Perlindungan Sosial Adaptif: Program perlindungan sosial yang adaptif bagi kelompok rentan diperkuat untuk memastikan bahwa masyarakat yang paling terdampak mendapatkan dukungan yang memadai.

Merry Efriana juga menyoroti pengembangan pendekatan antisipatif berbasis sistem peringatan dini. Pendekatan ini dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi dan data geospasial untuk memantau risiko secara real-time. Memungkinkan respons yang lebih cepat dan tepat sasaran.

Baca Juga: Nasib Tragis Nazwa! Izin Interview Kerja di Bank Berujung Tewas di Kamboja

Berbagi Pengalaman dan Membuka Peluang Kerja Sama Baru

Berbagi Pengalaman dan Membuka Peluang Kerja Sama Baru

Meskipun menyadari bahwa tidak semua pengalaman Indonesia dapat diterapkan secara langsung di Kamboja. Merry Efriana berharap praktik-praktik baik ini dapat menjadi inspirasi dan membuka peluang baru bagi kerja sama yang lebih erat. Pertemuan ini menekankan pentingnya berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk membangun kapasitas dalam penanggulangan bencana di kawasan.

Peran Multisektor Dalam Penanggulangan Bencana

Selain Kemenko PMK, sejumlah kementerian, lembaga, dan mitra pembangunan di Indonesia turut memaparkan praktik baik mereka dalam penanggulangan bencana. Lembaga-lembaga ini meliputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pertanian. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), PT Reasuransi Indonesia Utama, BPJS Ketenagakerjaan, dan PT Jasa Asuransi Indonesia.

Ini menunjukkan pendekatan komprehensif Indonesia dalam penanganan bencana yang melibatkan berbagai pihak. Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor yang melibatkan akademisi, dunia usaha, masyarakat sipil. Dan lembaga internasional dalam membangun ketangguhan bencana yang berkelanjutan.

Komitmen Untuk Kolaborasi Internasional

Kemenko PMK menegaskan komitmennya untuk terus mendorong forum-forum kolaborasi internasional sebagai bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan kawasan yang lebih siap dan tangguh menghadapi bencana. Pertemuan seperti ini dianggap penting sebagai sarana berbagi pengalaman, membangun kapasitas, dan memperkuat jejaring di tingkat kawasan.

Delegasi Kamboja sendiri dipimpin oleh Deputi Sekretaris Jenderal Non-Bank Financial Service Authority, Phay Som, dan didampingi oleh perwakilan mitra pembangunan. Termasuk Country Director World Food Programme (WFP) Indonesia, Jennifer Rosenzweig, menunjukkan komitmen Kamboja terhadap kolaborasi ini.

Kesimpulan

Pertemuan antara Kemenko PMK dan Delegasi Kamboja merupakan langkah penting dalam memperkuat kerja sama regional di bidang penanggulangan bencana. Dengan berbagi praktik baik dan kebijakan inovatif, kedua negara berharap dapat meningkatkan kapasitas dan ketangguhan mereka dalam menghadapi ancaman bencana alam yang semakin kompleks.

Kolaborasi ini menggarisbawahi pentingnya solidaritas internasional dan pendekatan multisektor dalam membangun masyarakat yang lebih aman dan tahan bencana. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang Kemenko PMK Dilirik Kamboja hanya di Berita Indonesia Kamboja.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.kemenkopmk.go.id
  2. Gambar Kedua dari www.idntimes.com