Tangkap 2.100 Orang, Kamboja Perangi Penipuan Online Secara Besar

Silakan Share

Kamboja menggelar operasi besar memberantas pusat penipuan online dengan menangkap lebih dari 2.100 pelaku dalam tiga pekan terakhir.

Tangkap 2.100 Orang, Kamboja Perangi Penipuan Online Secara Besar

Upaya ini mendapat mandat kuat dari pimpinan tertinggi Kamboja untuk menindak tegas penipuan online demi menjaga keamanan dan ketertiban publik. Pemerintah menunjukkan komitmen serius dalam memberantas kriminalitas daring yang meresahkan masyarakat.

Di bawah ini Berita Indonesia Kamboja akan membahas hasil operasi besar-besaran yang telah menangkap ribuan pelaku dalam beberapa pekan terakhir.

Operasi Penangkapan yang Melibatkan Ribuan Tersangka

Dalam penggerebekan yang berlangsung sejak akhir Juni hingga pertengahan Juli 2025, pemerintah Kamboja menindak 2.137 tersangka yang beroperasi di 43 lokasi berbeda di seluruh negeri. Penangkapan ini menyasar provinsi-provinsi seperti Kandal dan Stung Treng.

Ribuan orang yang diringkus terdiri dari berbagai kewarganegaraan, antara lain 429 warga Vietnam, 271 warga Indonesia, 589 warga China, 57 warga Korea, 70 warga Bangladesh, serta warga dari Pakistan, Thailand, Laos, India, Nepal, Filipina, dan Myanmar. Operasi ini sekaligus membongkar jaringan penipuan daring yang selama ini beroperasi di kawasan Asia Tenggara dengan modus yang beragam.

Modus dan Kerugian Dari Penipuan Online

Penipuan online yang dilakukan oleh jaringan kriminal internasional ini sebagian besar berfokus pada skema seperti berlagak menjadi teman atau kenalan, serta menawarkan peluang investasi palsu. Target mereka adalah korban di seluruh dunia yang dibuat tertipu dan kehilangan uang dalam jumlah besar.

Organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa lembaga memperkirakan bahwa aktivitas penipuan daring ini mengeruk miliaran dolar tiap tahunnya, dengan pusat aktivitas utamanya berada di Asia Tenggara, termasuk Kamboja.

Kerugian global akibat kejahatan ini bahkan mencapai puluhan miliar dolar per tahun. Menjadi ancaman serius bagi keamanan dunia maya dan keamanan ekonomi internasional.

Baca Juga: KBRI Tegaskan 271 WNI Ditangkap Terlibat Judi Online di Kamboja Dalam Keadaan Baik

Komitmen Pemerintah Kamboja Dalam Penanganan Kejahatan Siber

Tangkap 2.100 Orang, Kamboja Perangi Penipuan Online Secara Besar

Pemerintah Kamboja menunjukkan sikap tegas dengan instruksi langsung dari Perdana Menteri Hun Manet. Pada awal Juli 2025, Hun Manet mengeluarkan arahan lanjutan yang memberi mandat kepada aparat keamanan untuk mengambil tindakan tegas guna melindungi keamanan dan ketertiban umum. Termasuk dengan ancaman pemecatan atau pemindahan bagi pejabat yang gagal menindak kejahatan siber.

Menteri Informasi Kamboja, Neth Pheaktra, menegaskan bahwa operasi ini akan terus berjalan tanpa kompromi. Dan pihak berwenang akan membongkar seluruh aktivitas penipuan online tanpa memandang lokasi atau afiliasi pelaku.

Peran WNI Dalam Kasus Penipuan Daring di Kamboja

Tak hanya warga negara Kamboja dan China, operasi penegakan hukum ini juga menangkap ratusan WNI yang diduga terlibat dalam penipuan online di Kamboja. Sekitar 339 WNI diamankan dalam berbagai wilayah operasi sejak pertengahan Juli 2025.

Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Phnom Penh aktif melakukan pemantauan dan kerja sama dengan otoritas setempat untuk memastikan perlindungan hak-hak WNI yang terlibat dan penegakan hukum berjalan sesuai aturan. Hal ini mengindikasikan masalah kejahatan siber lintas negara yang memerlukan kerja sama bilateral untuk penanganannya.

Tantangan Penanggulangan Kejahatan Siber di Kamboja

Meski operasi masif telah dijalankan, Kamboja masih menghadapi tantangan besar dalam menuntaskan kasus penipuan online yang bersifat internasional dan terorganisir dengan baik. Negara ini berada di bawah tekanan dari berbagai pihak. Termasuk sekutu seperti China dan negara-negara Barat, untuk lebih serius menanggulangi praktik gelap yang mestinya merusak reputasi dan stabilitas nasional.

Salah satu usaha pemerintah adalah mencabut izin lembaga keuangan milik grup yang diduga menjadi penghubung utama industri penipuan daring terbesar di dunia. Dengan perputaran transaksi ilegal yang mencapai miliaran Euro. Ini merupakan langkah strategis untuk memotong jalur finansial kejahatan tersebut dan membantu menstabilkan iklim keamanan digital di kawasan.

Dengan pendekatan tegas dan kerja sama internasional yang terus diperkuat, Kamboja berpotensi mengurangi dampak besar dari kejahatan siber. Sekaligus memulihkan kepercayaan publik dan dunia terhadap keamanan berinternet di Asia Tenggara. Upaya ini menggarisbawahi pentingnya koordinasi lintas batas negara dalam menghadapi era kejahatan dunia maya yang semakin kompleks.

Simak dan ikuti terus Berita Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi berita menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.liputan6.com
  2. Gambar Kedua dari kemlu.go.id