WNI Banyak Ditangkap di Kamboja, Apakah Karena Kasus Scammer?

Silakan Share

Fenomena meningkatnya penangkapan Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja pada tahun 2025 menjadi sorotan publik dan media.

WNI Banyak Ditangkap di Kamboja, Apakah Karena Kasus Scammer?

Dalam beberapa bulan terakhir, ratusan WNI diketahui terjerat kasus hukum di negeri tersebut, terutama terkait perjudian daring dan penipuan online atau scammer. Banyak WNI yang tertangkap tidak hanya karena terlibat sebagai pelaku penipuan.

Melainkan juga korban dari jaringan kejahatan yang lebih luas. Dibawah ini akan membahas ulasan mendalam untuk memahami penyebab utama hingga fakta di balik banyaknya WNI yang ditangkap di Kamboja.

Lonjakan Kasus Penipuan Online & Judi Daring

Data resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh. Menunjukkan adanya lonjakan drastis kasus WNI bermasalah di Kamboja sepanjang awal 2025. Pada semester pertama 2025, KBRI menangani 2.585 kasus pelindungan WNI, di mana 83% terkait penipuan daring (online scam) dan judi online.

Pemerintah Kamboja sendiri melakukan operasi besar-besaran menindak sindikat perjudian online. Di 15 provinsi dan menangkap 2.780 orang, termasuk 339 WNI yang diduga pelaku judi dan penipuan daring. Fenomena ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas ilegal yang dijalankan di Kamboja, yang menjadi basis operasional bagi banyak kelompok scammer internasional.

Janji Kerja Mudah & Bayaran Fantastis yang Menggiurkan

Salah satu alasan utama banyak WNI yang terjebak kasus ini karena tergiur tawaran pekerjaan di Kamboja dengan bayaran besar dan persyaratan rendah. Banyak pelamar yang mengira pekerjaan yang ditawarkan legitimate.

Sehingga tidak menyadari bahwa mereka akan terlibat dalam aktivitas ilegal seperti judi online atau penipuan. Tawaran pekerjaan sebagai “scammer” atau pekerja dalam kompleks penipuan online. Menyasar warga yang sedang kesulitan ekonomi atau mencari penghasilan cepat tanpa persyaratan rumit.

Baca Juga:

Situasi Perdagangan Manusia & Perlakuan Buruk

Selain sebagai pelaku, sejumlah warga Indonesia juga menjadi korban perdagangan manusia dan kerja paksa di kompleks penipuan daring di Kamboja. Laporan Amnesty International mengungkap kondisi mengerikan, di mana para WNI yang mengira mendapat pekerjaan layak.

Dipaksa melakukan penipuan dan menghadapi penyiksaan serta perbudakan modern. Pemerintah Kamboja dicurigai mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia ini dalam upaya memberantas kejahatan siber yang melibatkan sindikat internasional dan geng kriminal dari luar negeri.

Fenomena “Lapar Kerja” & Regulasi yang Belum Memadai

Fenomena “Lapar Kerja” & Regulasi yang Belum Memadai

Banyak WNI yang pergi ke Kamboja karena fenomena disebut “lapar kerja,” yakni kebutuhan mendesak pekerja mencari penghidupan di luar negeri meski risiko hukum tinggi. Kelemahan regulasi dan perlindungan pekerja migran menjadi faktor risiko besar.

KBRI terus mengingatkan WNI agar waspada dan melapor agar keberadaannya terpantau, tetapi jumlah kasus terus melonjak. Masih banyak yang nekat bekerja tanpa prosedur resmi dan tanpa mengetahui risiko yang dihadapi.

Upaya Pemerintah & Kerja Sama Internasional

Pemerintah Indonesia melalui KBRI Phnom Penh telah aktif berkoordinasi dengan aparat Kamboja untuk melindungi WNI dan mendukung penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan daring. KBRI juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur.

Tawaran pekerjaan ilegal dan berhati-hati dalam menerima tawaran kerja dari luar negeri. Kerja sama bilateral dan regional menjadi kunci dalam memerangi sindikat kejahatan ini sekaligus melindungi tenaga kerja migran dan mencegah perdagangan manusia.

Kesimpulan

Banyaknya WNI yang ditangkap di Kamboja disebabkan oleh peningkatan kasus judi online dan penipuan daring (scammer) yang dijalankan di wilayah tersebut. Faktor utama adalah maraknya tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji tinggi. Namun tanpa legalitas yang jelas, mengakibatkan banyak WNI terjebak dalam aktivitas ilegal.

Selain sebagai pelaku, sebagian menjadi korban perdagangan manusia dan kerja paksa, yang menambah kompleksitas persoalan ini. Fenomena ini juga terkait dengan kondisi ekonomi dalam negeri dan minimnya perlindungan bagi pekerja migran. Simak dan ikuti terus Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari voaindonesia.com
  2. Gambar Kedua dari kompas.id