Heboh! Perusahaan Scam di Kamboja Digerebek dan Dibongkar Paksa!
Perusahaan Scam di Kamboja digerebek besar-besaran oleh aparat keamanan dalam operasi gabungan di Poipet, Bavet, dan Phnom Penh.
Penggerebekan ini berhasil membongkar jaringan penipuan daring yang melibatkan ratusan warga dari berbagai negara. Termasuk banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban eksploitasi dan penipuan kerja paksa.
Aksi ini menjadi sorotan internasional dan menimbulkan berbagai tanggapan dari pemerintah terkait upaya perlindungan korban dan pemberantasan sindikat scam tersebut. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.
Penggerebekan Besar-Besaran di Poipet, Bavet, dan Phnom Penh
Mulai tanggal 14 hingga 16 Juli 2025, aparat keamanan Kamboja melancarkan serangkaian penggerebekan simultan di tiga pusat aktivitas perusahaan scam utama, yakni Poipet, Bavet, dan Phnom Penh. Poipet, yang menjadi pintu gerbang perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Dikenal sebagai sarang praktik ilegal termasuk judi online dan penipuan siber.
Di sini, petugas berhasil menemukan dan menahan 271 WNI, termasuk sejumlah perempuan. Yang diduga terlibat dalam aktivitas penipuan online secara paksa. Di Poipet, penggerebekan difokuskan pada sebuah guesthouse besar. Dengan sembilan bangunan yang menjadi markas perusahaan scam dengan pelaku mayoritas warga asing, terutama warga China.
Sementara itu, di Phnom Penh, aparat menahan sekitar 100 warga asing yang terdiri atas warga Taiwan, China, dan Vietnam di lokasi-lokasi tersembunyi yang digunakan untuk operasional penipuan daring.
Ratusan Warga Tertahan, Sebagian Melarikan Diri Tanpa Tujuan
Dari total ratusan warga yang diamankan, sebagian besar merupakan warga asing yang bekerja di perusahaan scam tersebut, dengan keberadaan mereka dalam kondisi tertahan menyebabkan keprihatinan besar. Korban biasanya direkrut melalui tawaran pekerjaan palsu di media sosial dan dipaksa menjalankan modus penipuan yang beragam. Mulai dari skema asmara palsu, investasi bodong, hingga manipulasi bisnis secara daring.
Sementara para korban tertangkap dan ditahan, beberapa lainnya memilih melarikan diri saat operasi berlangsung. Tetapi tidak memiliki tujuan pasti sehingga menimbulkan kesulitan dalam upaya penemuan dan pendataan oleh aparat. Kondisi korban yang tertahan ini sekaligus menimbulkan pertanyaan serius mengenai perlindungan hukum dan kesejahteraan mereka selama proses hukum berjalan.
Baca Juga: Penipuan di Phnom Penh Terbongkar! 3 Warga Negara Tiongkok Ditangkap!
Modus Operasi dan Eksploitasi di Jaringan Scam
Jaringan perusahaan scam di Kamboja telah beroperasi secara sistematis dan terorganisir dengan pola kerja yang menekan dan mengeksploitasi para pekerjanya. Para pekerja, termasuk WNI, dipaksa melakukan penipuan daring melalui berbagai aplikasi dan platform media sosial dengan target korban dari seluruh dunia.
Selain penipuan investasi dan asmara, terdapat juga praktik judi online yang merajalela, menggunakan sarana teknologi canggih untuk mengecoh korban. Korban sering diperlakukan secara tidak manusiawi, dengan ancaman hukuman denda yang tinggi dan kekerasan fisik jika tidak memenuhi target penipuan.
Bahkan terdapat pelaporan dugaan perdagangan manusia, kerja paksa, dan penyiksaan di banyak kompleks scam. Yang menunjukkan skala kejahatan yang sangat besar dan mengkhawatirkan.
Tanggapan Pemerintah Tentang Penggerebekan dan Perlindungan WNI
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di Phnom Penh memberikan perhatian penuh pada kasus penggerebekan ini, terutama terkait nasib para WNI yang tertangkap. Dengan total 271 WNI yang diamankan di Poipet, pemerintah aktif melakukan pendataan dan memfasilitasi pemulangan serta pendampingan hukum bagi mereka yang membutuhkan.
Namun, pemerintah juga mengimbau warga agar berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan yang mencurigakan di luar negeri dan mengingatkan pentingnya penempatan tenaga kerja secara prosedural untuk menghindari eksploitasi.
Upaya koordinasi ke tingkat internasional dan regional terus dilakukan agar perlindungan bagi pekerja migran meningkat dan kasus perdagangan orang serta penipuan daring bisa diminimalisasi.
Respons Pemerintah Kamboja dan Tantangan Penanganan
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, memerintahkan penggerebekan besar-besaran sebagai bentuk komitmen negara memberantas kejahatan siber yang merusak citra dan keamanan negara. Aparat hukum dan militer dikerahkan dengan instruksi tegas, termasuk ancaman kehilangan jabatan bagi pihak yang lalai bertindak.
Meski begitu, pengungkapan oleh berbagai lembaga independen dan organisasi HAM menunjukkan bahwa ada banyak pelanggaran HAM yang terjadi di balik operasi penipuan ini. Termasuk adanya indikasi kolusi aparat dengan pelaku jaringan illegal tersebut.
Hal ini menimbulkan kontroversi terkait efektivitas penindakan serta perlindungan bagi korban yang rawan dipersekusi dan diperlakukan tidak manusiawi selama penahanan.
Dampak Langsung dan Upaya Pencegahan ke Depan
Penggerebekan besar ini menimbulkan dampak langsung berupa pembongkaran sejumlah jaringan scam yang selama bertahun-tahun beroperasi merugikan banyak pihak. Termasuk jutaan dolar kerugian secara global dan ribuan korban manusia yang terlantar.
Namun, fenomena ini juga menjadi peringatan keras bagi masyarakat, khususnya para calon pekerja migran dan generasi muda. Agar tidak mudah tergiur oleh tawaran kerja ilegal melalui media sosial yang selalu menjanjikan keuntungan besar tanpa resiko.
Pentingnya edukasi publik, pengawasan ketat perbatasan, serta kerja sama lintas negara menjadi kunci dalam mengantisipasi munculnya kembali kasus serupa yang meresahkan masyarakat serta mengancam keamanan dan ketertiban sosial.
Kesimpulan
Perusahaan Scam di Kamboja Digerebek di wilayah Poipet, Bavet, dan Phnom Penh pada pertengahan Juli 2025 berhasil mengungkap jaringan kejahatan daring. Yang beroperasi secara sistematis dan melibatkan ratusan warga dari berbagai negara, termasuk 271 WNI. Operasi ini menandai titik penting dalam upaya pemberantasan penipuan daring di Kamboja. Sekaligus menimbulkan keprihatinan mendalam terkait perlakuan terhadap korban dan efektivitas penegakan hukum.
Tanggapan serius dari pemerintah Indonesia dan Kamboja sangat penting untuk memastikan perlindungan hak-hak pekerja migran serta mencegah maraknya perdagangan manusia dan eksploitasi digital. Di sisi lain, penggerebekan ini menjadi pengingat bahwa kecanggihan teknologi juga dapat disalahgunakan, sehingga upaya pencegahan melalui edukasi, pengawasan ketat.
Pengungkapan dan pembongkaran sindikat scam ini memberikan sinyal kuat agar aparat hukum terus bergerak dengan tegas dan konsisten. Sementara masyarakat diharapkan lebih waspada dan selektif dalam menerima tawaran kerja luar negeri. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di BERITA INDONESIA KAMBOJA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari mb.com.ph
- Gambar Kedua dari www.sbs.com.au
Leave a Reply