Azwar Tewas di Kamboja Setelah Dijanjikan Jadi Penyanyi di Malaysia
Kisah tragis Azwar, seorang pemuda dari Dusun II, Kelurahan Bunut, Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, menjadi sorotan setelah ia meninggal dunia di Kamboja.
Berangkat dengan harapan menjadi penyanyi di Malaysia, Azwar justru menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan dipaksa bekerja di perusahaan scammer. Peristiwa ini menyoroti bahaya penipuan pekerjaan di luar negeri dan pentingnya perlindungan bagi pekerja migran.
Di bawah ini Berita Indonesia Kamboja akan membahas secara mendalam kisah tragis Azwar, praktik perdagangan orang, serta upaya perlindungan dan penanganan yang diperlukan bagi pekerja migran Indonesia.
Janji Palsu Pekerjaan dan Perdagangan Orang
Azwar dikenal memiliki bakat menyanyi dan sering tampil dari panggung ke panggung di kampungnya. Karena kurangnya tawaran di daerah asalnya, ia memutuskan untuk mencari rezeki di luar negeri.
Pada April 2025, ia direkrut oleh seorang agen bernama Hasan, warga Medan. Yang menjanjikannya pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia dengan gaji sekitar AS$800 (sekitar Rp 13 juta atau RM 3.750) per bulan. Namun, alih-alih diberangkatkan ke Malaysia, Azwar justru dikirim ke Kamboja.
Setibanya di Kamboja, Azwar diduga dijual kepada berbagai perusahaan scammer dan dipaksa bekerja di sana. Keluarganya mengatakan bahwa Azwar shock dan jatuh sakit setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut.
Ia bahkan sempat meminta uang tebusan sebesar Rp 40 juta kepada keluarganya agar bisa dibebaskan dan pulang ke Indonesia. Mengancam akan dijual lagi atau dibuang ke laut jika tidak bisa bekerja. Keluarganya sempat mengirimkan uang muka sebesar Rp 15 juta, namun setelah itu, Azwar tidak bisa dihubungi lagi.
Baca Juga: Azwar Tewas Tragis di Kamboja, Menteri P2MI Bongkar Fakta Mengejutkan!
Kematian Tragis dan Tuntutan Keadilan
Beberapa hari sebelum Idul Adha 2025, keluarga Azwar menerima kabar duka bahwa ia telah meninggal dunia. Azwar dilaporkan terjatuh dari lantai tiga sebuah bangunan di Kamboja dalam kondisi yang mengenaskan. Hingga kini, penyebab pasti kematiannya belum jelas dan menjadi tanda tanya besar bagi keluarga.
Kasus Azwar menyoroti praktik perdagangan orang yang tidak manusiawi dan eksploitasi pekerja migran. Banyak warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penipuan daring dan dipaksa bekerja dalam kondisi tidak layak, bahkan hingga kehilangan nyawa. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan duka cita mendalam atas kematian Azwar dan mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti kasus ini.
Peran Pemerintah dan Perlindungan Pekerja Migran
Komnas HAM menekankan pentingnya peran negara dalam menghormati, melindungi, dan memenuhi hak hidup setiap individu. Dalam kasus Azwar, Komnas HAM mendorong pemerintah untuk:
- Pemulangan Jenazah: Memastikan pemulangan jenazah Azwar ke kampung halamannya. Meskipun Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja telah diberitahu. Keluarga menghadapi kendala biaya pemulangan yang sangat tinggi, mencapai Rp 160 juta. Komnas HAM menyatakan bahwa pekerja migran, baik yang berdokumen maupun tidak, berhak mendapatkan perlindungan yang setara dari negara, termasuk hak pemulangan jenazah, sesuai dengan konvensi internasional dan UU No. 6 Tahun 2012.
- Investigasi Penyebab Kematian: Mengidentifikasi penyebab pasti kematian Azwar.
- Penanganan TPPO: Merumuskan langkah-langkah konkret dalam menangani masalah penipuan online dan TPPO, mengingat banyaknya WNI yang menjadi korban.
Kasus Azwar menjadi pengingat pahit tentang risiko yang dihadapi oleh indivi du yang mencari pekerjaan di luar negeri melalui jalur tidak resmi. Pemerintah diharapkan dapat mengambil tindakan serius untuk mencegah kasus serupa terulang kembali dan memberikan perlindungan maksimal bagi seluruh pekerja migran Indonesia.
Keluarga Azwar pun berharap agar jasad putra mereka dapat segera dipulangkan dan keadilan ditegakkan. Simak dan ikuti terus Berita Indonesia Kamboja agar Anda selalu mendapatkan update terbaru seputar perlindungan pekerja migran dan perkembangan kasus penting seperti kisah tragis Azwar.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar pertama dari medan.tribunnews.com
- Gambar kedua dari medan.kompas.com