Sengketa Wilayah Memanas, Thailand-Kamboja Putuskan Jalur Perbatasan

Silakan Share

Ketegangan geopolitik di Asia Tenggara meningkat setelah Thailand resmi menutup perbatasan dengan Kamboja akibat memanasnya sengketa wilayah keduanya.

Sengketa Wilayah Memanas, Thailand-Kamboja Putuskan Jalur Perbatasan

Penutupan ini berdampak besar terhadap lalu lintas warga, perdagangan lintas batas, hingga hubungan diplomatik. Perselisihan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu kini kembali membara, mengancam stabilitas dan kerja sama kawasan. Apa penyebab utama konflik ini? Dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat di kedua sisi perbatasan?

Di bawah ini akan membahas memanasnya konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja yang berujung pada penutupan jalur lintas negara.

Sengketa Lama yang Kembali Memanas

Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja bukanlah hal baru. Akar konflik ini bermula dari penetapan batas wilayah sepanjang 800 kilometer yang dilakukan saat masa kolonial Prancis di Indochina pada awal abad ke-20. Peta-peta yang digunakan saat itu kerap dianggap tidak akurat dan memicu klaim sepihak dari kedua negara.

Salah satu titik paling sensitif dari konflik ini adalah wilayah sekitar Kuil Preah Vihear sebuah situs warisan dunia yang terletak di perbatasan kedua negara. Meski Mahkamah Internasional pada 1962 memutuskan bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja, ketegangan tetap sering terjadi, terutama karena akses ke situs itu melewati wilayah Thailand.

Konflik tersebut telah menyebabkan puluhan korban jiwa sejak 2008. Setelah beberapa tahun relatif tenang, situasi kembali memburuk sejak Mei 2025, ketika pasukan dari kedua belah pihak terlibat bentrok bersenjata. Insiden ini menewaskan satu tentara Kamboja dan memicu gelombang reaksi keras dari pemerintah Phnom Penh.

Penutupan Perbatasan dan Dampak Sosial Ekonomi

Merespons situasi yang memburuk, militer Thailand mengumumkan penutupan perbatasan di tujuh provinsi yang berbatasan langsung dengan Kamboja. Langkah ini melarang seluruh kendaraan dan pelancong baik warga Thailand maupun warga negara asing untuk melintasi perbatasan tersebut.

“Semua kendaraan dan pelancong, baik warga Thailand maupun warga negara asing, akan dilarang melintasi perbatasan dengan Kamboja di tujuh provinsi,” ujar pernyataan militer Thailand, dikutip dari The Guardian pada Selasa, 24 Juni 2025.

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyebutkan bahwa pengecualian hanya akan diberikan untuk kondisi tertentu, seperti pasien medis atau pelajar yang memerlukan akses pendidikan lintas negara.

Penutupan ini berdampak signifikan bagi masyarakat yang bergantung pada ekonomi lintas batas, termasuk pedagang kecil, petani, dan sektor pariwisata. Ribuan warga yang biasanya melintasi perbatasan setiap harinya kini harus menghentikan aktivitas mereka, menyebabkan penurunan pendapatan dan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan di wilayah perbatasan.

Baca Juga:

Tindakan Balasan Kamboja

Sengketa Wilayah Memanas, Thailand-Kamboja Putuskan Jalur Perbatasan

Tak tinggal diam, pemerintah Kamboja juga mengambil langkah-langkah tegas. Pemerintah Phnom Penh mengumumkan pelarangan film-film Thailand di seluruh bioskop Kamboja, sebagai bentuk protes terhadap sikap Thailand. Selain itu, koneksi internet antara kedua negara juga diputus, dan impor berbagai komoditas dari Thailand seperti buah, sayur, serta bahan bakar dihentikan.

Tindakan balasan ini tidak hanya bernuansa politik, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Di beberapa pasar di Kamboja, harga bahan pokok melonjak karena pasokan dari Thailand terhenti. Beberapa pelaku usaha lokal bahkan mulai mengalami kesulitan operasional akibat ketergantungan pada produk Thailand.

Pemerintah Kamboja dalam pernyataannya menyebut bahwa langkah-langkah ini perlu diambil sebagai bentuk pembelaan terhadap integritas wilayahnya yang dianggap dilanggar oleh Thailand.

Upaya Diplomasi dan Harapan Perdamaian

Meski ketegangan meningkat, sejumlah pihak berharap diplomasi masih menjadi jalan keluar. Beberapa negara anggota ASEAN menyatakan keprihatinannya terhadap eskalasi konflik dan mendorong kedua negara untuk menahan diri.

Analis hubungan internasional menilai bahwa krisis ini berpotensi mengganggu stabilitas kawasan jika tidak segera ditangani melalui dialog. Thailand dan Kamboja sebelumnya pernah duduk bersama dalam perundingan damai. Namun proses tersebut kerap tersendat karena perbedaan interpretasi sejarah dan nasionalisme yang tinggi di masing-masing negara.

Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah mengeluarkan pernyataan yang mendorong kedua negara untuk menyelesaikan konflik secara damai dan menghormati hukum internasional.

Kesimpulan

Konflik perbatasan Thailand-Kamboja kembali menjadi ujian bagi stabilitas Asia Tenggara. Penutupan perbatasan, pembatasan perdagangan, dan ketegangan militer menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian yang dibangun tanpa penyelesaian mendasar atas sengketa wilayah.

Meski penegakan kedaulatan penting, jalan diplomasi tetap menjadi opsi terbaik untuk melindungi kepentingan rakyat kedua negara. Dunia kini menunggu, apakah Thailand dan Kamboja akan memilih dialog atau memperpanjang konflik demi ambisi nasional masing-masing.

Simak dan ikuti terus Berita Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi seputar sengketa wilayah Thailand dan Kamboja dan berita lainnya yang akan terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  • Sumber Gambar dari www.cnbcindonesia.com