Konflik Kuil Preah Vihear: Thailand dan Kamboja, Sengketa Warisan Budaya

Silakan Share

Konflik Thailand dan Kamboja, telah berlangsung sejak awal tahun 1900-an, dipicu oleh sengketa Kuil Preah Vihear, Warisan Dunia UNESCO.

Konflik Kuil Preah Vihear: Thailand dan Kamboja, Sengketa Warisan Budaya

Dibawah ini Berita Indonesia Kamboja akan membahas ketegangan ini terus berlanjut hingga saat ini, ditandai dengan insiden militer dan perdebatan diplomatik yang kompleks.

Akar Sejarah Konflik

Hubungan antara Thailand dan Kamboja memiliki sejarah yang panjang dan rumit, berakar sejak abad ke-13. Ketika Kerajaan Ayutthaya dari Thailand secara bertahap menggantikan Kerajaan Khmer yang semakin melemah pada abad ke-14.

Perselisihan perbatasan yang berkepanjangan, terutama terkait Kuil Preah Vihear, telah menjadi pemicu utama konflik antara kedua negara. Kuil kuno Preah Vihear, peninggalan masa Kerajaan Khmer, adalah inti dari sengketa ini, dengan konflik yang dimulai sejak awal 1900-an.

Pada awal abad ke-20, ketika Kamboja berada di bawah protektorat Prancis, perselisihan muncul karena penetapan batas wilayah oleh Prancis pada tahun 1907.

Putusan Mahkamah Internasional dan Dampaknya

Perjanjian Franco-Siam tahun 1904 dan 1907 mencoba menetapkan perbatasan, dengan Pasal 1 perjanjian tahun 1904. Menyatakan bahwa perbatasan di Pegunungan Dangrek, tempat Kuil Preah Vihear berada, akan mengikuti garis batas air.

Namun, peta topografi yang dibuat oleh pejabat Prancis pada tahun 1907 menunjukkan perbatasan yang menyimpang dari garis batas air, menempatkan seluruh Kuil Preah Vihear di sisi Kamboja. Meskipun anggota komisi campuran Siam tidak menyetujui peta tersebut, mereka juga tidak mengajukan keberatan yang jelas.

Pada tahun 1962, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa Kuil Preah Vihear adalah milik Kamboja. Mengacu pada peta Prancis tahun 1907 yang telah diterima oleh Siam (Thailand) tanpa protes selama hampir setengah abad.

Thailand berpendapat bahwa peta tersebut tidak sah karena tidak pernah disetujui oleh komisi campuran dan penerimaan awal mereka adalah sebuah kesalahan yang tidak disadari.

Baca Juga:

Konflik Modern dan Eskalasi

Meskipun ada putusan ICJ tahun 1962, sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand terus berlanjut, sering kali mengarah pada bentrokan bersenjata. Ketegangan memuncak pada tahun 2008 ketika Kamboja berhasil mendaftarkan Kuil Preah Vihear sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pendaftaran ini memicu bentrokan militer yang menewaskan sedikitnya 28 orang sebelum ICJ menegaskan kembali wilayah tersebut milik Kamboja. Pada bulan Oktober 2008, bentrokan militer terjadi, dan pada bulan April 2009, 66 batu di kuil tersebut diduga rusak akibat tembakan tentara Thailand.

Ketegangan di Perbatasan dan Situasi Saat Ini

Ketegangan di Perbatasan dan Situasi Saat Ini

Pada Februari 2011, pasukan Thailand dan Kamboja kembali bentrok, menyebabkan cedera dan kematian di kedua belah pihak, meskipun kedua belah pihak saling menuduh memulai kekerasan. UNESCO melaporkan bahwa kerusakan pada kuil adalah akibat dari tembakan Kamboja dan Thailand.

Thailand menarik diri dari konvensi Warisan Dunia UNESCO pada Juni 2011 karena konvensi tersebut setuju untuk memasukkan proposal manajemen Kamboja untuk kuil tersebut. Pada 11 November 2013, ICJ memutuskan bahwa wilayah di sekitar dan di bawah kuil adalah milik Kamboja.

Setiap pasukan keamanan Thailand yang masih berada di daerah tersebut harus pergi. Insiden terbaru pada 28 Mei 2025, yang menewaskan seorang tentara Kamboja, menunjukkan eskalasi konflik yang kembali terjadi.

Upaya Penyelesaian dan Diplomasi

Meskipun ada ketegangan, kedua negara telah menunjukkan keinginan untuk meredakan situasi. Setelah insiden baku tembak pada 28 Mei 2025, Thailand dan Kamboja sepakat untuk meredakan ketegangan dan berdialog pada 14 Juni.

Sebuah pernyataan bersama dikeluarkan untuk menegaskan komitmen menjaga perdamaian dan kedaulatan. Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyatakan keinginan untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan Thailand secara damai.

Akan membawa sengketa tersebut ke Mahkamah Internasional. Kamboja juga akan terus bekerja sama dengan Thailand untuk mengukur dan menetapkan batas wilayah melalui Komisi Perbatasan Gabungan kedua negara.

Kesimpulan

Selain sengketa wilayah, terdapat juga rivalitas budaya yang memicu konflik antara Thailand dan Kamboja merebutkan Kuil Preah Vihear. Sentimen nasionalis di kedua negara sering kali memperebutkan elemen-elemen warisan budaya bersama.

Sejak tahun 2010-an, hal ini telah muncul sebagai persaingan daring antara warga net kedua negara atas klaim kepemilikan. Asal-usul warisan budaya bersama, kadang-kadang meletus menjadi kemarahan daring ketika warisan tersebut menjadi sorotan berita.

Insiden besar di masa lalu termasuk argumen mengenai tarian topeng tradisional Lakhon Khol / Khon ketika dipertimbangkan untuk masuk dalam Daftar Warisan Budaya. Simak dan ikuti terus Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari travel.detik.com
  2. Gambar Kedua dari portallebak.pikiran-rakyat.com