WNI di Kamboja Bukan Sekadar Pekerja Judi Online, Ada Kisah Lain di Baliknya
Keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja sering kali disorot dari sisi kontroversial, terutama terkait pekerjaan di sektor judi online.
Namun, di balik sorotan negatif itu, ada banyak cerita yang belum terungkap. Para WNI di Kamboja juga hadir sebagai pekerja profesional, pengusaha mandiri, hingga duta budaya. Berita Indonesia Kamboja akan mengulas sisi lain kehidupan WNI di negeri Angkor Wat yang jarang terekspos publik.
Tidak Semua WNI Terlibat Judi Online
Dalam beberapa tahun terakhir, maraknya kasus penipuan dan penyekapan yang melibatkan WNI di perusahaan judi online ilegal di Kamboja telah menjadi perhatian publik dan pemerintah Indonesia. Media kerap memberitakan soal penggerebekan, pengembalian paksa, hingga perdagangan manusia yang dibungkus lowongan kerja bodong.
Namun, realita di lapangan tidak selalu hitam-putih. Banyak WNI yang memang datang ke Kamboja dengan niat bekerja secara legal dan profesional. Mereka menjadi korban generalisasi karena ulah segelintir pihak. Ada pula yang sejak awal sudah sadar akan risikonya, tetapi memilih untuk bertahan karena tidak memiliki pilihan lain di tanah air.
Pekerja Profesional yang Legal dan Sah
Tak semua WNI di Kamboja terlibat di industri abu-abu. Ada yang bekerja di sektor pariwisata, pendidikan, kesehatan, bahkan menjadi tenaga ahli di perusahaan multinasional. Beberapa bekerja sebagai chef di restoran Indonesia, guru bahasa di Phnom Penh, hingga staf kedutaan.
Salah satu contohnya adalah Rina, perempuan asal Surabaya yang bekerja sebagai akuntan di perusahaan ekspor-impor tekstil. Ia mengatakan bahwa sejak 2019 dirinya tinggal dan bekerja secara legal di Phnom Penh. “Kami ingin menunjukkan bahwa orang Indonesia juga bisa dikenal lewat profesionalisme, bukan hanya isu judi online,” ujarnya.
Baca Juga:
Pengusaha Kecil dan Duta Kuliner Indonesia
Di tengah kerasnya persaingan kerja dan stereotip negatif, beberapa WNI justru berhasil membangun usaha kecil menengah (UMKM) yang memperkenalkan budaya Indonesia di Kamboja. Warung nasi padang, warung kopi Aceh, hingga toko oleh-oleh khas Indonesia mulai bermunculan di beberapa titik strategis seperti dekat pasar, kawasan pelajar, dan area kedutaan.
Mereka tidak hanya berjualan, tapi juga menjadi duta kuliner dan budaya yang mempererat hubungan antarbangsa. Contoh inspiratif datang dari pasangan suami istri asal Medan yang membuka warung soto Betawi di Sihanoukville. Awalnya melayani sesama WNI, kini pelanggan mereka didominasi warga lokal Kamboja dan ekspatriat lainnya.
Komunitas WNI yang Kuat dan Peduli
Tinggal di negeri asing tentu bukan perkara mudah. Namun, komunitas WNI di Kamboja menunjukkan semangat solidaritas yang tinggi. Mereka membentuk kelompok sosial, pengajian, organisasi pemuda, hingga koperasi simpan pinjam. Dalam momen Hari Kemerdekaan atau Idul Fitri, mereka saling membantu untuk merayakan bersama di tanah rantau.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh juga aktif menginisiasi kegiatan seperti pelatihan kerja, konseling hukum, hingga pengurusan dokumen legalitas. Hal ini penting mengingat tidak semua WNI memiliki pendidikan dan pemahaman hukum yang memadai sebelum berangkat ke luar negeri.
Perlu Perlindungan dan Edukasi Lebih Baik
Meskipun banyak kisah positif, tak bisa dimungkiri bahwa ancaman eksploitasi, penipuan kerja, dan perdagangan manusia masih membayangi WNI di Kamboja. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah Indonesia, diaspora, dan LSM perlu diperkuat untuk memberikan edukasi, pengawasan, dan perlindungan hukum.
Langkah preventif seperti penyaringan tenaga kerja migran, pemantauan agen perekrutan, dan penyuluhan bahaya kerja ilegal harus digencarkan. Di sisi lain, perlu juga upaya untuk meningkatkan citra positif WNI di luar negeri agar tidak terus-menerus dikaitkan dengan aktivitas negatif semata.
Kesimpulan
Keberadaan WNI di Kamboja bukan hanya soal judi online. Banyak dari mereka hadir membawa keterampilan, harapan, dan semangat untuk membangun kehidupan yang lebih baik secara sah dan bermartabat.
Menghapus stigma negatif tidak cukup dengan retorika, tetapi perlu dukungan nyata, perlindungan legal, dan penguatan komunitas agar setiap WNI di luar negeri bisa menjadi duta yang membanggakan Indonesia, di manapun mereka berada.
Simak dan ikuti terus Berita Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi berita menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.metrotvnews.com
- Gambar Kedua dari radarsurabaya.jawapos.com
Leave a Reply