Mengapa Jumlah WNI yang Kerja di Kamboja Meroket Hingga 638 Persen?

Silakan Share

Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Kamboja mengalami lonjakan luar biasa hingga 638 persen dalam beberapa tahun terakhir.

Mengapa-Jumlah-WNI-yang-Kerja-di-Kamboja-Meroket-Hingga-638-Persen

Fenomena ini menjadi sorotan pemerintah dan masyarakat karena perubahan drastis tersebut berdampak pada berbagai aspek sosial dan ekonomi.

Berita Indonesia Kamboja akan memberikan ulasan mendalam mengenai penyebab, kondisi, dan implikasi dari peningkatan tajam jumlah WNI di Kamboja.

Fakta dan Data Lonjakan Jumlah WNI di Kamboja

Menurut data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), jumlah WNI yang melapor diri di Kedutaan Besar RI di Phnom Penh meningkat dari 2.330 orang pada tahun 2020 menjadi 17.212 orang pada tahun 2023, atau naik sebesar 638 persen.

Namun, data imigrasi Kamboja mencatat lebih dari 89.000 WNI yang memiliki izin tinggal resmi di negara tersebut pada tahun 2023, jauh lebih banyak dari yang melapor ke kedutaan.

KBRI Phnom Penh juga mencatat lonjakan kedatangan WNI yang signifikan. Dengan 166.795 kedatangan pada tahun 2024, meningkat sebelas kali lipat dibandingkan tahun 2020. Angka ini menunjukkan tren migrasi yang sangat pesat dan belum sepenuhnya terdata secara resmi.

Industri Judi Online Sebagai Magnet Utama

Salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan WNI ke Kamboja adalah berkembang pesatnya industri judi online (judol) di sana yang legal dan menawarkan gaji tinggi. Banyak WNI tertarik bekerja sebagai operator judi online atau di sektor pendukungnya seperti restoran, laundry, dan toko handphone yang berhubungan dengan bisnis judi.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyatakan bahwa mayoritas WNI yang bekerja di Kamboja memang aktif di sektor judi online, yang legal di negara tersebut tetapi dilarang di Indonesia. Fenomena ini menjadi tren baru yang memicu migrasi ilegal dan legal ke Kamboja.

Faktor Ekonomi dan Kesempatan Kerja yang Terbatas di Indonesia

Banyak WNI yang memilih bekerja di Kamboja karena kondisi ekonomi di Indonesia yang sulit dan tingginya angka pengangguran. Gaji yang ditawarkan di Kamboja, terutama di industri judi online, bisa mencapai Rp12-13 juta per bulan, jauh di atas upah minimum regional di Indonesia.

Contohnya, seorang WNI bernama Adi mengaku nyaman bekerja di Kamboja dengan penghasilan yang cukup besar untuk menghidupi keluarganya, meskipun pekerjaan tersebut ilegal menurut hukum Indonesia.

Kesempatan ini menjadi daya tarik besar bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak di tanah air.

Baca Juga:

Kemudahan Izin Tinggal dan Peran ASEAN

Kemudahan-Izin-Tinggal-dan-Peran-ASEAN

Sebagai anggota ASEAN, WNI dapat masuk Kamboja tanpa visa selama 30 hari dan kemudian mengubah izin tinggal menjadi visa jangka panjang. Kemudahan ini sering disalahgunakan untuk bekerja secara ilegal di sektor-sektor yang tidak resmi.

KBRI Phnom Penh mencatat bahwa banyak WNI yang tidak melapor diri. Hal ini yang membuat  sehingga keberadaan mereka sulit dipantau dan rentan terhadap eksploitasi dan masalah hukum. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dalam memberikan perlindungan dan pengawasan.

Risiko dan Permasalahan yang Dihadapi WNI di Kamboja

Lonjakan jumlah WNI di Kamboja juga diiringi peningkatan kasus permasalahan yang melibatkan WNI. Salah satunya tindak pidana perdagangan orang (TPPO), pelanggaran hukum, dan kematian akibat kondisi kerja yang buruk. Banyak WNI yang menjadi korban perekrutan ilegal melalui media sosial dan menghadapi eksploitasi di tempat kerja.

KBRI dan pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan koordinasi dengan aparat setempat untuk melindungi WNI dan menangani kasus-kasus tersebut, namun tantangan pengawasan masih besar.

Upaya Pemerintah dan Perlindungan Bagi WNI

Pemerintah Indonesia melalui Kemlu, KBRI Phnom Penh, dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI). Mereka telah melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat, memperketat pengawasan, dan memberikan perlindungan hukum bagi WNI di Kamboja.

Program sosialisasi dan literasi digital juga digalakkan agar WNI dapat mengenali modus penipuan dan perekrutan ilegal.

Selain itu, pemerintah mendorong kerja sama bilateral dengan Kamboja untuk mengatur penempatan tenaga kerja secara legal dan aman. Hal ini sekaligus mengurangi migrasi ilegal yang berisiko tinggi.

Kesimpulan

Jumlah WNI yang bekerja di Kamboja meroket hingga 638 persen dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena berkembangnya industri judi online yang menawarkan gaji tinggi dan kemudahan izin tinggal. Faktor ekonomi sulit di Indonesia dan peluang kerja terbatas mendorong banyak WNI mencari peruntungan di Kamboja.

Namun, fenomena ini juga membawa risiko besar, termasuk eksploitasi, pelanggaran hukum, dan masalah perlindungan pekerja migran.

Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan pengawasan, edukasi, dan kerja sama internasional untuk melindungi WNI dan mengatur migrasi tenaga kerja secara legal dan aman.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari, kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari en.m.wikipedia.org
  2. Gambar Kedua dari kepri.antaranews.com