Detik-Detik Polisi Gagalkan Calon Pekerja Ilegal ke Kamboja dari Manado!

Silakan Share

Pada Selasa, 10 Juni 2025, polisi Kawasan Bandara Sam Ratulangi Manado berhasil gagalkan dua pemuda diduga calon pekerja ilegal ke Kamboja.

Detik-Detik Polisi Gagalkan Calon Pekerja Ilegal ke Kamboja dari Manado!

Keduanya dicegat saat hendak boarding di Bandara Internasional Sam Ratulangi. Mereka diketahui akan menuju Kamboja melalui Jakarta tanpa dokumen resmi sebagai pekerja migran.

Kasus ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi dalam sebulan terakhir, menunjukkan maraknya TPPO dengan iming-iming gaji tinggi dan biaya keberangkatan ditanggung.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Janji Manis di Balik Jeratan Sindikat Penipuan

Investigasi awal mengungkap bahwa GP dan FR adalah korban dari iming-iming gaji fantastis yang sering digunakan oleh sindikat TPPO. GP mengaku ditawari pekerjaan oleh seorang temannya yang telah lebih dulu bekerja di Kamboja sebagai “admin” perusahaan.

Meskipun identitas perusahaan tidak diketahui, janji gaji tinggi dan biaya keberangkatan yang ditanggung perekrut cukup untuk memikatnya. Senada dengan GP, FR juga tergiur tawaran serupa dari seorang teman perempuan untuk bekerja sebagai scammer di Kamboja.

Modus operandi ini sangat lazim dalam jaringan TPPO, di mana biaya perjalanan seringkali dijanjikan akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak perekrut. Sebuah daya tarik yang sulit ditolak bagi mereka yang desperate mencari penghidupan.

Peran Kamboja dan Thailand Dalam Jaringan TPPO Internasional

Kamboja telah lama menjadi sorotan sebagai salah satu destinasi utama bagi sindikat TPPO, di mana korban seringkali dipekerjakan dalam skema penipuan daring (scam) atau perjudian daring (online gambling). Pekerjaan yang ditawarkan seringkali berkedok sebagai customer service atau operator di perusahaan asing, namun kenyataannya memaksa korban terlibat dalam aktivitas ilegal.

Selain Kamboja, negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand juga menjadi sasaran jaringan ini. Baru-baru ini, empat calon pekerja ilegal juga diamankan di Bandara Sam Ratulangi Manado saat hendak diberangkatkan ke Thailand untuk bekerja sebagai scammer.

Dengan janji bayaran sekitar 800 dolar AS per bulan dan seluruh biaya perjalanan ditanggung perekrut. Hal ini mengindikasikan bahwa jaringan TPPO semakin meluas dan tidak hanya terfokus pada satu negara tujuan. Tetapi juga merambah ke negara-negara lain di Asia Tenggara.

Baca Juga: Latihan Golden Dragon China-Kamboja 2025: Tantangan Baru Dominasi As?

Upaya Pencegahan dan Tantangan yang Dihadapi

Upaya Pencegahan dan Tantangan yang Dihadapi

Polresta Manado, melalui Kasi Humas Iptu Agus Haryono, telah mengutarakan komitmen untuk membongkar jaringan perekrutan ilegal ini. Masyarakat diimbau, khususnya kalangan muda, untuk tidak mudah percaya pada tawaran kerja di luar negeri yang tidak jelas asal-usul dan legalitasnya. Peringatan ini penting mengingat korban rentan terjerat dalam eksploitasi atau jaringan kriminal internasional.

Koordinasi intensif dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) menjadi kunci untuk melindungi calon pekerja migran. Di sisi lain, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Sulawesi Utara (Kanwil Ditjen Imigrasi Sulut) juga memperketat prosedur wawancara paspor guna mendeteksi potensi korban TPPO.

Mereka juga telah meluncurkan program Desa Binaan Imigrasi di 14 lokasi di Manado, Bitung, Kotamobagu, dan Tahuna. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan membangun kerja sama dengan masyarakat demi mencegah kasus TPPO. Namun, tantangan tetap besar. Sindikat ini seringkali memanfaatkan aplikasi pesan seperti Telegram dan WhatsApp, menyamarkan identitas agen perekrut, sehingga sulit untuk dilacak.

Kisah Penangkapan Perekrut dan Dampaknya

Dalam salah satu pengembangan kasus TPPO, seorang staf HRD perusahaan scam di Kamboja asal Sulawesi Utara, Ozy Saputra Dalita (29). Sempat ditangkap oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja pada 26 Mei 2025.

Ozy diketahui bekerja di perusahaan scam bernama Mango Park. Meskipun Polresta Manado tidak menahan Ozy karena dianggap bukan perekrut aktif di Indonesia. Tugasnya hanya mewawancarai calon karyawan yang sudah berada di Kamboja ia tetap dipulangkan dan diawasi di kampung halamannya di Desa Konarom, Kabupaten Bolaang Mongondow.

Penangkapan dan pemulangan Ozy menjadi bukti bahwa otoritas terus berupaya memerangi jaringan ini. Meskipun kompleksitasnya tinggi karena komunikasi agen seringkali disamarkan melalui aplikasi.

Kesimpulan

Keberhasilan polisi menggagalkan keberangkatan GP dan FR adalah kemenangan kecil dalam perjuangan besar melawan TPPO yang terus mengancam warga Indonesia, khususnya dari Sulawesi Utara.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap tawaran kerja yang terlalu menggiurkan dan tidak jelas legalitasnya. Sinergi antara aparat penegak hukum, BP3MI, Imigrasi.

Dan partisipasi aktif masyarakat melalui edukasi menjadi kunci untuk memutus mata rantai sindikat perdagangan orang dan melindungi para pencari nafkah dari jeratan eksploitasi di negeri orang.

Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang polisi gagalkan calon pekerja ilegal hanya di BERITA INDONESIA KAMBOJA.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.liputan6.com
  2. Gambar Kedua dari radarkediri.jawapos.com