Pasukan Thailand dan Kamboja Kembali Keposisi Netral Setelah Bentrok
Bentrok militer antara pasukan Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan yang telah lama disengketakan menimbulkan ketegangan serius di kawasan tersebut.
Namun, kedua negara kini telah mencapai kesepakatan untuk menarik mundur pasukan mereka ke posisi netral sebagaimana disepakati pada tahun 2024. Langkah ini diambil sebagai bagian dari usaha bersama untuk menurunkan ketegangan dan menjaga perdamaian di kawasan perbatasan. Berita Indonesia Kamboja akan membahas lebih dalam mengenai Thailand dan Kamboja kembali keposisi netral setelah bentrok.
Latar Belakang Konflik Perbatasan
Sengketa wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja sudah berlangsung lebih dari satu abad. Konflik ini bermula dari peta perbatasan yang dibuat oleh pemerintah kolonial Prancis pada tahun 1907, yang sebagian tidak memiliki batas yang jelas sehingga memicu pertikaian berkepanjangan.
Salah satu titik sengketa paling menonjol adalah kawasan kuil Hindu abad ke-11 yang menjadi sumber ketegangan sejak 2008. Bentrokan di kawasan ini bahkan memakan korban jiwa, dengan sedikitnya 28 orang tewas dalam beberapa insiden antara tahun 2008 dan 2011.
Bentrokan Terbaru dan Dampaknya
Insiden bentrok terbaru terjadi pada 28 Mei 2025 di kawasan Segitiga Zamrud, wilayah perbatasan di mana tiga negara bertemu: Thailand, Kamboja, dan Laos. Bentrokan ini menyebabkan satu tentara Kamboja tewas serta memicu peningkatan kehadiran militer dari kedua pihak di sepanjang perbatasan.
Menanggapi insiden tersebut, Thailand menutup dua pos perbatasan dan memperketat jam operasional sepuluh pos lain sebagai langkah keamanan sementara.
Baca Juga: Thailand dan Kamboja Bersatu Untuk Perdamaian Lewat Penarikan Pasukan
Kesepakatan Kembali ke Posisi Netral
Melalui serangkaian pembicaraan diplomatik dan negosiasi militer, pada tanggal 8 Juni 2025, Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai. Mengumumkan bahwa kedua negara sepakat menarik mundur pasukan mereka ke posisi awal yang sudah disepakati pada tahun 2024.
Kesepakatan ini mencakup penarikan pasukan serta penutupan kembali parit-parit yang sempat dibuat di area sengketa. Keputusan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana kondusif menjelang pertemuan Komite Perbatasan Bersama yang dijadwalkan pada 14 Juni 2025.
Perbedaan Pendekatan dalam Penyelesaian Sengketa
Meski telah ada kesepakatan untuk meredakan ketegangan, penyelesaian akhir atas sengketa perbatasan masih menjadi tantangan. Pemerintah Kamboja secara resmi mengusulkan untuk membawa masalah ini ke Mahkamah Internasional (ICJ) agar terjadi penyelesaian yang adil dan abadi berdasarkan hukum internasional.
Sebaliknya, pemerintah Thailand menolak yurisdiksi ICJ dan lebih memilih jalur negosiasi bilateral sebagai sarana penyelesaian sengketa. Perbedaan ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan di lapangan, dialog diplomatik untuk menyelesaikan persoalan mendasar masih berlangsung.
Upaya Meredakan Ketegangan dan Dampaknya pada Hubungan Bilateral
Penarikan pasukan dan kesepakatan kembali ke posisi semula disambut positif oleh kedua negara sebagai langkah penting dalam meredakan potensi konflik lebih besar. Thailand dan Kamboja memiliki hubungan yang kompleks, dengan perdana menteri masing-masing negara yang merupakan anak dari pemimpin sebelumnya yang memiliki hubungan persahabatan yang erat. Meski demikian, insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai kestabilan hubungan bilateral di masa depan.
Berbagai mekanisme dialog seperti Komite Perbatasan Bersama, Komite Perbatasan Setempat. Serta pertemuan bilateral tingkat militer dan sipil dianggap sebagai jalur penting untuk mengekang eskalasi ketegangan di kawasan perbatasan. ASEAN dan negara-negara tetangga juga memantau dan mendorong kedua pihak agar menyelesaikan masalah ini secara damai dan konstruktif.
Kesepakatan pasukan Thailand dan Kamboja untuk kembali ke posisi netral setelah bentrokan di perbatasan merupakan langkah nyata dalam meredakan ketegangan yang sudah berlangsung lama. Meskipun masih ada perbedaan signifikan dalam pendekatan penyelesaian sengketa jangka panjang.
Kemauan kedua pihak untuk menahan diri dan melakukan dialog diplomatik memberikan harapan terhadap tercapainya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Pendekatan damai ini sangat penting untuk kepentingan masyarakat yang tinggal di sepanjang perbatasan dan bagi keamanan regional di Asia Tenggara secara lebih luas.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai berita Kamboja terbaru hanya di Berita Indonesia Kamboja.
Sumber Informasi Gamba:
- Gambar Pertama dari cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari jakartaterkini.id
[…] Pasukan Thailand dan Kamboja Kembali Keposisi Netral Setelah Bentrok […]