PM Kamboja Berkomitmen Selesaikan Masalah Perbatasan Dengan Thailand

Silakan Share

PM Kamboja, Hun Manet, berkomitmen untuk selesaikan masalah dengan Thailand dalam sengketa perbatasan yang telah lama memanas

PM Kamboja Berkomitmen Selesaikan Masalah Perbatasan Dengan Thailand

Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan antara kedua negara semakin meningkat, bahkan memuncak dengan insiden baku tembak yang menewaskan seorang tentara Kamboja.

Dibawah ini Berita Indonesia Kamboja akan membahas Hun Manet menegaskan bahwa solusi damai dan diplomatik adalah jalan yang mesti diutamakan untuk mengakhiri konflik ini dan memastikan stabilitas kawasan tetap terjaga.

Latar Belakang Sengketa Perbatasan Thailand-Kamboja

Sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand bukanlah masalah baru. Konflik ini bermula dari klaim wilayah yang tumpang tindih di perbatasan sepanjang lebih dari 800 kilometer yang terbentuk sejak era kolonial Perancis di Indochina.

Wilayah sengketa paling dikenal adalah sekitar Kuil Preah Vihear, sebuah situs warisan dunia UNESCO. Sempat menyebabkan bentrokan berdarah pada tahun 2008, menewaskan puluhan warga sipil dan tentara dari kedua belah pihak.

Meski Mahkamah Internasional pada 2013 memutuskan bahwa wilayah tersebut milik Kamboja. Penetapan garis batas yang jelas di sekitar kuil masih menjadi persoalan yang belum tuntas hingga saat ini. Situasi ini menimbulkan ketidakpastian yang sering memicu insiden di perbatasan.

Insiden Baku Tembak Terbaru yang Memicu Ketegangan

Pada tanggal 28 Mei 2025, ketegangan kembali pecah di kawasan perbatasan yang belum ditetapkan secara resmi antara Provinsi Preah Vihear (Kamboja) dan Provinsi Ubon Ratchathani (Thailand). Insiden baku tembak singkat selama sekitar 10 menit ini berujung tewasnya seorang tentara Kamboja.

Kedua belah pihak saling tuduh soal siapa yang memulai tembakan, tetapi yang pasti kontak senjata tersebut. Memicu keprihatinan internasional dan mendorong langkah cepat untuk meredakan ketegangan. Militer kedua negara dengan sigap menghubungi satu sama lain melalui jalur komunikasi langsung dan segera menghentikan tembakan itu agar situasi tidak memburuk.

Baca Juga:

Pendekatan Perdana Menteri Hun Manet

PM Kamboja, Hun Manet berkomitmen untuk selesaikan masalah dengan Thailand melalui jalur diplomasi dengan kesabaran dan kegigihan. Ia menolak membawa persoalan perbatasan ke Mahkamah Internasional sebagai langkah awal. Mempertimbangkan bahwa pengadilan hanya dijadikan opsi terakhir jika semua cara diplomasi gagal.

Menurut Hun Manet, berdiskusi dan berunding dengan Thailand secara damai adalah solusi terbaik untuk mengakhiri konflik yang telah menimbulkan dampak serius bagi kedua negara. Pesannya adalah agar kedua pihak menahan diri dan terus berupaya menyelesaikan perbedaan melalui jalur hukum dan diplomatik tanpa kekerasan.

Upaya Kedua Negara untuk Meredakan Ketegangan

Upaya Kedua Negara untuk Meredakan Ketegangan

Dalam respons cepat terhadap insiden baku tembak, Thailand dan Kamboja sepakat untuk menarik mundur pasukan sejauh 200 meter. Dari wilayah sengketa di sekitar perbatasan nomor Chong Bok dan distrik Choam Ksan yang masih diperselisihkan.

Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan antara panglima angkatan darat kedua negara yang berlangsung secara intensif di pos perlintasan perbatasan. Langkah ini diambil guna mencegah benturan lebih lanjut dan memberikan ruang bagi dialog untuk menemukan solusi permanen.

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dan Hun Manet secara aktif mendorong komunikasi yang konstruktif sebagai langkah penting untuk mengurangi risiko konflik lebih besar.

Peran ASEAN & Komunitas Internasional

Sengketa perbatasan ini juga mendapat perhatian dari ASEAN dan berbagai lembaga internasional. ASEAN telah menjadi mediator penting dalam dialog antara kedua negara untuk mengelola konflik kawasan secara damai dan menjaga stabilitas regional. Meskipun Mahkamah Internasional pernah memberikan putusan terkait Kuil Preah Vihear, penyelesaian komprehensif melibatkan penyesuaian administratif dan pengelolaan perbatasan tetap dibutuhkan.

Komitmen ASEAN terhadap Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara. Mengedepankan prinsip penyelesaian konflik tanpa kekerasan dan melalui kerja sama yang konstruktif antarnegara anggota. Peranan ASEAN ini menjadi penting agar masalah ini tidak menjadi beban diplomatik global dan dapat diselesaikan secara regional.

Kesimpulan

Perdamaian dan kestabilan di perbatasan Thailand-Kamboja adalah contoh nyata bagaimana kesabaran dan diplomasi. Kerja sama dapat menjadi fondasi untuk mengatasi konflik berlarut yang selama ini membayangi hubungan bilateral kedua bangsa.

Kesungguhan kedua pemimpin muda diharapkan menjadi titik balik bagi resolusi damai sengketa yang telah bertahun-tahun menjadi persoalan sensitif dan kompleks di Asia Tenggara. Simak dan ikuti terus Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama Dari voaindonesia.com
  2. Gambar Kedua Dari m.en.freshnewsasia.com