Berapa Besar Gaji Kamboja Sehingga Sangat Banyak WNI Yang Bekerja di Sana?

Silakan Share

Banyak orang pada bertanya-tanya berapa sih besar gaji WNI yang memilih bekerja di Kamboja dibandingkan dengan rata-rata penghasilan di dalam negeri.

Berapa Besar Gaji Kamboja Sehingga Sangat Banyak WNI Yang Bekerja di Sana?

Fenomena ini pun menarik perhatian publik dan menimbulkan banyak pertanyaan. Sebab banyaknya WNI pekerja Indonesia yang memilih untuk bekerja disana. Berikut uraian lengkapnya.

Gambaran Umum Gaji di Kamboja

Pertanyaan dari berapa besar gaji Kamboja, ternyata rata-rata gaji di sana menurut data terbaru berada di kisaran USD 204 per bulan atau sekitar Rp 3,2 juta. Ini angka resmi yang direfleksikan sebagai upah minimum nasional, khususnya di sektor formal seperti manufaktur dan jasa yang diatur pemerintah.

Meski terbilang rendah menurut standar global, gaji ini masih cukup menarik bagi banyak pekerja yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih rendah.

Bandingkan dengan Gaji Rata-rata WNI di Indonesia

Di Indonesia, rata-rata gaji bulanan bervariasi cukup signifikan tergantung pada sektor pekerjaan dan wilayah tempat seseorang bekerja. Menurut data dari berbagai sumber, kisaran gaji ini berada antara Rp 5 juta hingga Rp 12 juta per bulan untuk pekerja di kota-kota besar dan sektor formal seperti perbankan, teknologi, dan manufaktur. Namun, perlu disadari bahwa angka rata-rata ini belum mencerminkan kondisi seluruh wilayah Indonesia.

Di daerah-daerah pedesaan atau wilayah dengan lapangan kerja yang terbatas. Penghasilan rata-rata pekerja sering kali jauh di bawah standar tersebut, bahkan bisa mencapai sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Hal ini disebabkan oleh minimnya kesempatan kerja berkualitas dan rendahnya aktivitas ekonomi di daerah tersebut.

Perbedaan kondisi ekonomi dan kesempatan kerja yang tidak merata inilah yang membuat banyak warga Indonesia, khususnya dari daerah dengan tingkat penghasilan rendah, mencari peluang kerja di luar negeri termasuk di negara seperti Kamboja.

Meski banyak orang bertanya berapa besar gaji Kamboja ternyata tidak jauh lebih tinggi dari penghasilan minimum di beberapa daerah Indonesia. Banyak pekerja Indonesia tertarik karena tawaran gaji yang lebih stabil. Peluang memperoleh penghasilan dalam mata uang dolar, serta janji kemudahan proses perekrutan.

Faktor Besar Gaji bagi Pekerja Migran Indonesia di Kamboja

Meskipun gaji minimum resmi di Kamboja sekitar Rp3,2 juta per bulan. Kenyataannya banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di sektor tertentu bisa memperoleh penghasilan jauh lebih tinggi. Beberapa di antara mereka mampu mendapatkan gaji hingga mencapai USD 800 atau setara dengan Rp 12,5 juta setiap bulannya.

Hal ini tentunya menjadi magnet kuat yang menarik minat para pekerja dari Indonesia untuk merantau ke Kamboja, yang secara umum menawarkan gaji yang lebih kompetitif dibandingkan dengan banyak daerah di tanah air. Keberagaman jenis pekerjaan yang dijalani WNI di Kamboja menjadi salah satu alasan utama kenapa penghasilan mereka bisa melonjak demikian besar.

Selain bekerja di sektor manufaktur seperti pabrik garmen atau sepatu yang umumnya memberikan gaji standar. Sebagian PMI terlibat di pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus dan berisiko tinggi seperti operator ju*i online dan penipuan daring (scam online).

Jenis Pekerjaan dan Risiko yang Dihadapi WNI di Kamboja

Sebagian besar WNI yang bekerja di Kamboja terlibat dalam industri online yang berlatar belakang ilegal seperti penipuan daring dan ju*i online. Pekerjaan ini sering dijanjikan dengan gaji tinggi dan jam kerja yang panjang. Bahkan lebih dari 12 jam per hari, dan risiko penyiksaan atau intimidasi bila tidak mencapai target.

Hal ini membuat pekerjaan tersebut tergolong berbahaya, tetapi gaji yang didapatkan jauh lebih besar dibandingkan penghasilan rata-rata di tanah air.

Baca Juga: Apakah Benar di Kamboja Banyak Scam? Ini Faktanya!

Mekanisme Perekrutan WNI

Mekanisme Perekrutan WNI

Salah satu daya tarik utama bagi banyak warga negara Indonesia (WNI) yang ingin bekerja di Kamboja adalah mekanisme perekrutan yang terlihat sangat mudah dan cepat. Banyak agen tenaga kerja memanfaatkan media sosial sebagai platform utama untuk menjaring calon pekerja dengan menawarkan peluang kerja yang menjanjikan gaji tinggi. Serta berbagai fasilitas keberangkatan.

Mereka kerap memasarkan tawaran dengan cara yang sangat menarik. Seperti tidak memerlukan proses administrasi yang rumit dan hanya mengandalkan paspor sebagai dokumen utama. Bahkan, tiket perjalanan ke Kamboja pun biasanya ditanggung oleh agen perekrut. Sehingga calon pekerja merasa tidak terbebani dengan biaya awal keberangkatan.

Kemudahan dan kelengkapan fasilitas ini membuat banyak orang. Terutama dari kalangan menengah ke bawah, tertarik dan berbondong-bondong pergi ke Kamboja untuk mencari nafkah. Namun, di tengah antusiasme tersebut, banyak WNI belum sepenuhnya memahami risiko yang mengintai setelah tiba di negeri orang.

Proses perekrutan yang cepat dan minim ujian realitas ini sering kali membuat mereka terjerumus ke dalam pekerjaan yang tidak sesuai ekspektasi atau bahkan berisiko tinggi. Seperti kerja di industri ju*i online atau penipuan daring.

Data Peningkatan Jumlah WNI di Kamboja

Jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Kamboja menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, jumlah WNI yang tercatat secara legal di negara tersebut hanya sekitar 2.330 orang. Namun, angka ini melonjak drastis hingga mencapai lebih dari 131.000 orang pada tahun 2024.

Lonjakan besar ini mencerminkan tingginya minat dan antusiasme warga Indonesia untuk mencari peluang kerja di Kamboja. Terutama karena daya tarik gaji yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan penghasilan di Indonesia. Selain itu, kemudahan akses visa dan proses administrasi juga menjadi faktor pendorong utama gelombang migrasi ini.

Namun, peningkatan jumlah WNI di Kamboja juga diikuti dengan lonjakan kasus bermasalah yang melibatkan para pekerja migran tersebut, yang secara aktif ditangani oleh kedutaan besar Indonesia di Phnom Penh. Berbagai masalah serius yang muncul antara lain penipuan daring, penyiksaan, serta tindak perdagangan orang yang menimpa sebagian WNI di sana.

Upaya Pemerintah dan Lembaga Perlindungan Pekerja Migran

Pemerintah Indonesia melalui sejumlah instansi dan lembaga perlindungan pekerja migran saat ini berusaha mengatasi persoalan ini dengan edukasi, pengawasan perekrutan, dan penegakan hukum. Bekerjasama dengan KBRI Phnom Penh dan organisasi migran, dibuat program sosialisasi untuk meningkatkan literasi migrasi aman. Serta membuka layanan pengaduan korban eksploitasi.

Namun,  tantangan masih besar terutama karena banyak perekrut ilegal dan praktik penipuan yang terorganisir.

Kesimpulan

Fenomena banyaknya WNI bekerja di Kamboja didorong oleh daya tarik gaji yang dinilai lebih besar dari penghasilan rata-rata di dalam negeri dan kemudahan proses perekrutan. Namun, kenyataannya pekerjaan di Kamboja sering kali berisiko tinggi dengan kondisi kerja yang tidak manusiawi dan potensi eksploitasi.

Calon pekerja migran perlu berhati-hati dan memastikan setiap tawaran pekerjaan disertai kontrak resmi, visa kerja yang sah, serta informasi yang jelas dari sumber terpercaya. Pemerintah dan masyarakat perlu terus melakukan kampanye literasi migrasi aman agar pekerja Indonesia tidak mudah tergiur iming-iming palsu yang justru membahayakan masa depan mereka.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi lainnya hanya di Indonesia Kamboja.


Sumber Informasi Gambar:

1. Gambar Pertama dari news.detik.com
2. Gambar Kedua dari kemlu.go.id