Krisis Lapangan Kerja di Indonesia Jadi Pemicu WNI Mencari Rezeki di Kamboja

Silakan Share

Krisis lapangan kerja di Indonesia jadi pemicu utama banyaknya WNI yang memilih mencari rezeki ke luar negeri, salah satunya di Kamboja.

Krisis Lapangan Kerja di Indonesia Jadi Pemicu WNI Mencari Rezeki di Kamboja

Fenomena ini semakin meningkat sejak pandemi Covid-19, di mana angka pengangguran dan pemutusan hubungan kerja (PHK) melonjak drastis. Indonesia Kamboja akan mengulas penyebab, kondisi, serta risiko yang dihadapi WNI yang bekerja di Kamboja, sekaligus upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini.

Krisis Lapangan Kerja di Indonesia dan Lonjakan PHK

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menunjukkan tren peningkatan PHK yang signifikan hingga awal 2025. Pada periode Januari hingga Maret 2025, tercatat sebanyak 73.992 pekerja terkena PHK.

Diduga penyebab utama PHK dikarenakan kenaikan biaya produksi, dan tekanan produk impor. Tingginya angka pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja baru yang tersedia membuat banyak pekerja kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak di dalam negeri.

Kamboja Sebagai Destinasi Kerja Alternatif Bagi WNI

Kondisi sulit di pasar kerja domestik membuat banyak WNI mulai melirik Kamboja sebagai alternatif untuk mencari penghasilan. KBRI Phnom Penh mencatat lonjakan signifikan jumlah WNI yang menetap dan bekerja di Kamboja. Yang dimana awalnya 2.330 orang pada 2020 menjadi lebih dari 131 ribu orang pada 2024 secara legal.

Kemudahan akses masuk sebagai negara ASEAN dengan bebas visa selama 30 hari dan kemudahan perpanjangan izin tinggal menjadi faktor pendukung utama.

Harapan dan Realita Gaji di Kamboja

Banyak WNI yang tertarik bekerja di Kamboja karena gaji yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Salah satunya untuk mereka yang pintar bekerja di sektor daring dan jasa.

Contohnya, seorang WNI bernama Adi mengaku memperoleh penghasilan sekitar Rp 12-13 juta per bulan, jauh di atas upah minimum di kota-kota besar Indonesia.

Penghasilan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga di tanah air dan menjadi alasan kuat bagi mereka untuk bertahan di Kamboja.

Baca Juga: Ini Alasannya Sihanoukville Jadi Salah Satu Basis WNI Terbesar di Kamboja

Risiko dan Kasus WNI Bermasalah di Kamboja

Risiko dan Kasus WNI Bermasalah di Kamboja

Meski menawarkan peluang, bekerja di Kamboja juga menyimpan risiko besar bagi WNI. Data KBRI Phnom Penh menunjukkan peningkatan signifikan kasus WNI bermasalah. Banyak juga yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), intimidasi, penyekapan, dan kekerasan.

Pada kuartal pertama 2025, rata-rata ada 20-25 kasus baru setiap hari kerja yang ditangani oleh kedutaan. Kasus-kasus tersebut menimbulkan keprihatinan dan menjadi sorotan publik serta mendorong permintaan penguatan atase kepolisian di KBRI Phnom Penh.

Upaya Pemerintah Melindungi WNI di Luar Negeri

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Phnom Penh terus berupaya memberikan perlindungan hukum dan bantuan bagi WNI yang bermasalah di Kamboja.

Penguatan kehadiran aparat kepolisian dan peningkatan koordinasi dengan otoritas setempat menjadi langkah strategis untuk mengatasi kasus TPPO dan pelanggaran lainnya.

Selain itu, pemerintah mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tidak mudah tergiur tawaran pekerjaan ilegal yang menjanjikan gaji tinggi tanpa prosedur resmi.

Tantangan dan Solusi Krisis Ketenagakerjaan

Mengatasi krisis lapangan kerja di Indonesia membutuhkan upaya komprehensif, termasuk revitalisasi industri padat karya, peningkatan investasi, dan penciptaan lapangan kerja baru yang berkelanjutan. Selain itu, pemerintah perlu memperkuat pelatihan dan pendidikan vokasi agar tenaga kerja Indonesia lebih kompetitif.

Meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran juga penting agar mereka tidak menjadi korban eksploitasi di luar negeri. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi tekanan pengangguran dan migrasi tenaga kerja ilegal.

Kesimpulan

Krisis lapangan kerja di Indonesia yang ditandai dengan tingginya angka PHK. Bukan hanya itu, keterbatasan lapangan kerja baru menjadi pemicu utama banyak WNI mencari rezeki di Kamboja. Meskipun Kamboja menawarkan peluang penghasilan yang lebih baik, risiko menjadi korban tindak pidana perdagangan orang dan masalah hukum.

Pemerintah Indonesia terus berupaya memberikan perlindungan dan pengawasan bagi WNI di luar negeri. Pemerintah Indonesia juga mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ketenagakerjaan domestik.

Edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai prosedur kerja resmi serta perlindungan hukum menjadi hal penting untuk mengurangi dampak negatif fenomena migrasi tenaga kerja ini.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari, kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari megapolitan.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari detik.com