Ini Alasannya Sihanoukville Jadi Salah Satu Basis WNI Terbesar di Kamboja
Kota Sihanoukville di Kamboja kini dikenal sebagai salah satu basis terbesar warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut.
Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, mengingat ledakan jumlah WNI yang menetap di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir, terutama terkait dengan perkembangan bisnis perjudian dan peluang kerja yang ditawarkan.
Berikut Indonesia Kamboja akan membahas ulasan lengkap mengenai alasan Sihanoukville jadi salah satu basis WNI terbesar di Kamboja, serta tantangan yang muncul.
Lonjakan Kedatangan WNI ke Sihanoukville
Data menunjukkan adanya lonjakan signifikan jumlah kedatangan WNI ke Kamboja, khususnya ke Sihanoukville. Pada 2024, jumlah kedatangan tercatat sebesar 166.795 orang, meningkat hingga sebelas kali lipat dibandingkan 14.564 kedatangan pada 2020.
Selain itu, data keimigrasian Kamboja menyebutkan ada sekitar 131.184 WNI yang menetap secara legal di Kamboja pada tahun yang sama, dengan masa tinggal antara tiga sampai dua puluh empat bulan.
Lonjakan ini bukan semata angka statistik; masyarakat Indonesia yang datang ke Sihanoukville didominasi oleh mereka yang mencari peluang kerja, terutama dalam sektor industri perjudian yang menjadi andalan kawasan ini.
Peluang Kerja dan Penghasilan Lebih Baik
Salah satu faktor utama yang mendorong banyak WNI memilih Sihanoukville adalah kesempatan kerja dengan penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Seorang WNI yang telah menetap di sana menyatakan bahwa gaji di Kamboja bisa mencapai Rp 12-13 juta per bulan, jauh melampaui upah minimum regional di Indonesia yang berkisar Rp 5 juta.
Gaji tersebut membuat para pekerja mampu memenuhi kebutuhan hidup dan mengirimkan uang ke keluarga di tanah air. Peluang kerja di sektor perjudian, baik kasino darat maupun judi online, menjadi magnet tersendiri.
Bisnis ini legal di Kamboja dan berkembang pesat pasca diberlakukannya UU Perjudian pada November 2020 yang mempermudah legalitas usaha judi melalui sistem perizinan komprehensif. Di sisi lain, para tenaga kerja WNI ini juga banyak yang bekerja di industri pendukung seperti restoran, hotel, dan usaha lokal lainnya yang tumbuh mengikuti pertumbuhan pusat judi.
Baca Juga:
Industri Judi Sebagai Motor Penggerak
Bisnis perjudian di Kamboja, terutama di Sihanoukville, telah menjadi pusat aktivitas ekonomi yang menyerap banyak tenaga kerja WNI. Beberapa kasino ternama seperti Trimulia Casino, Holiday Palace, dan Kompong Dewa Resort diduga melibatkan investor asal Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena aturan di Kamboja mewajibkan adanya keterlibatan warga lokal dalam struktur kepemilikan usaha.
Selain kasino darat, perjudian daring (online) juga menjadi sektor yang sangat berkembang. Banyak WNI yang bekerja sebagai operator, customer service, atau telemarketing dalam situs judi online berbahasa Indonesia yang berbasis di Sihanoukville. Situs ini menyasar pasar dalam negeri Indonesia dan menggunakan rekening bank lokal untuk transaksi deposit para penjudi.
Keberadaan Komunitas pekerja Indonesia di kawasan judi tersebut menciptakan atmosfer “Indonesia kecil” di kota itu. Berbagai fasilitas seperti restoran masakan Indonesia, minimarket, dan tempat hiburan pun hadir untuk memenuhi kebutuhan warga asal Tanah Air.
Komunitas WNI dan Kehidupan Sosialnya
Sihanoukville tidak hanya menjadi pusat kerja tetapi juga komunitas sosial warga Indonesia. Banyak usaha lokal, terutama rumah makan dengan menu Indonesia, tumbuh seiring dengan meningkatnya populasi WNI. Selain restoran Padang yang populer, ada pula kedai dengan harga terjangkau yang banyak dikunjungi pekerja Indonesia.
Fasilitas seperti apartemen dan pujasera makanan di resor-resor judi menyediakan tempat tinggal dan sarana rekreasi bagi para pekerja. Beberapa perusahaan bahkan mengurus visa dan izin kerja bagi WNI, meskipun ada kendala administratif dan kasus penipuan yang menimpa beberapa pekerja migran.
Situasi sosial di lingkungan ini cukup kompleks. Meski berada dalam komunitas yang sama, para pekerja cenderung menjaga jarak secara interpersonal, mungkin karena lingkungan kerja yang ketat dan risiko kecanduan judi yang tinggi.
Tantangan & Risiko yang Mengiringi Fenomena Ini
Meningkatnya populasi WNI di Kamboja, khususnya Sihanoukville, juga membawa sejumlah tantangan. KBRI Phnom Penh melaporkan adanya peningkatan signifikan kasus WNI bermasalah yang menjadi tanggung jawab kedutaan. Kasus-kasus ini termasuk penipuan, eksploitasi, dan kondisi kerja yang kurang aman.
Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, memperingatkan WNI agar tidak mudah tergiur tawaran pekerjaan dengan janji gaji tinggi tanpa keterampilan atau kualifikasi yang jelas. Ia juga mengingatkan agar WNI yang sudah pulang tidak kembali ke Kamboja karena kasus ‘korban kambuhan’ yang memperumit penyelesaian masalah.
Selain itu, meski bisnis judi legal di Kamboja, aktivitas tersebut tetap menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang cukup serius bagi pekerja dan masyarakat. Pemerintah Indonesia terus berupaya menegakkan hukum untuk menangani perjudian daring yang dipromosikan dari Kamboja. Langkah seperti pemblokiran situs dan edukasi masyarakat tentang bahaya judi juga terus dilakukan.
Dampak Ekonomi dan Integrasi Budaya
Keberadaan WNI di Sihanoukville mendorong tumbuhnya bisnis dan investasi dari Indonesia, tidak hanya di bidang perjudian. Beberapa pengusaha membuka usaha kuliner, agen perjalanan, dan bisnis distribusi sepeda motor yang menciptakan lapangan kerja baru.
Aktivitas ini turut mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Kamboja. Sihanoukville pun menjadi semacam “kampung Indonesia” di negeri asing. Budaya dan komunitas Indonesia di sana tetap terjaga, memberikan rasa kekeluargaan bagi para perantau. Simak dan ikuti terus Indonesia Kamboja agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari sindonews.com
- Gambar Kedua dari berita-seru.co.id
Leave a Reply