Trump Dinominasikan Dapat Nobel Perdamaian Oleh Kamboja, Ini Alasannya

Silakan Share

Pemerintah Kamboja secara resmi mengumumkan niatnya untuk menominasikan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian.

Trump Dinominasikan Dapat Nobel Perdamaian Oleh Kamboja, Ini Alasannya

Pengumuman ini muncul sebagai bentuk apresiasi atas peran Trump yang dianggap krusial dalam meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand.

Nominasi ini menyoroti pendekatan diplomatik Trump yang dinilai berhasil menciptakan terobosan penting dalam upaya perdamaian regional.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Berita Indonesia Kamboja.

Latar Belakang Nominasi Dari Kamboja

Pengumuman nominasi ini disampaikan pada Jumat, 1 Agustus 2025, oleh Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sun Chanthol.

Chanthol mengonfirmasi hal ini dalam sebuah pernyataan yang juga disampaikannya kepada wartawan di ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

Ia secara spesifik menyatakan rasa terima kasih kepada Trump karena telah membawa perdamaian dalam konflik perbatasan Kamboja-Thailand.

Menurut Chanthol, Trump pantas dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Penghargaan internasional tertinggi yang diberikan kepada individu atau organisasi atas jasa mereka dalam “memajukan persahabatan antarbangsa”.

Dukungan Internasional Bukan Hanya Kamboja

Langkah nominasinya bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Pakistan menyatakan dukungannya untuk mencalonkan Trump karena perannya dalam meredakan konflik India-Pakistan 2025.

Sementara Israel, melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Juga secara terbuka menyampaikan dukungan nominasi atas kontribusi Trump dalam normalisasi hubungan Israel dan sejumlah negara Arab

Dukungan tambahan datang dari kalangan akademis, seperti Dr. Kol Pheng dari Paññāsāstra University of Cambodia, yang menyatakan apresiasi atas upaya Trump dalam mempromosikan stabilitas regional dan dialog diplomatik, termasuk mediasi konflik Asia Tenggara

Apresiasi Kamboja Terhadap Kebijakan Trump

Selain perannya dalam konflik perbatasan, Kamboja juga mengapresiasi upaya besar Trump dalam memajukan perdamaian secara umum.

Chanthol, yang juga merupakan negosiator perdagangan utama Kamboja. Menambahkan bahwa negaranya berterima kasih atas penurunan tarif sebesar 19 persen.

Sebelumnya, AS mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 49 persen untuk Kamboja, yang kemudian diturunkan menjadi 36 persen. Sebuah tingkat yang akan menghancurkan sektor garmen dan alas kaki penting Kamboja.

Penurunan tarif ini menunjukkan adanya dukungan ekonomi yang signifikan dari AS di bawah kepemimpinan Trump, yang turut diperhitungkan dalam nominasi ini.

Wakil PM Kamboja, Sun Chanthol, menegaskan bahwa Donald Trump pantas dinominasikan mendapatkan Hadiah Nobel karena dukungannya terhadap perdamaian negaranya dengan Thailand.

Chanthol juga menyatakan dalam wawancara dengan Wall Street Journal bahwa Trump harus mendapat hadiah Nobel, tidak hanya atas kontribusinya terhadap Kamboja tetapi juga di tempat lain.

Hal ini menegaskan bahwa Kamboja melihat peran Trump lebih luas dari sekadar mediasi konflik bilateral.

Baca Juga: Tim Pengamat ASEAN Tinjau Wilayah Perbatasan Kamboja-Thailand

Nominasi Trump Untuk Nobel Perdamaian

Nominasi dari Kamboja ini bukanlah yang pertama bagi Donald Trump. Sebulan sebelumnya, tepatnya pada 7 Juli 2025, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan bahwa ia menominasikan Trump untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian.

Netanyahu menyampaikan apresiasi dan kekaguman dari seluruh rakyat Israel dan bangsa Yahudi saat menyerahkan surat nominasi kepada Trump, menyatakan bahwa Trump pantas mendapatkannya.

Trump sendiri merespons hangat nominasi tersebut, menyebutnya sebagai bentuk penghargaan yang sangat berarti.

Selain itu, pada bulan Juni, pemerintah Pakistan juga mengumumkan niat mereka untuk merekomendasikan Trump untuk penghargaan bergengsi itu.

Usulan dari Pakistan ini disampaikan mengingat peran Trump dalam mendamaikan India-Pakistan dalam perang yang terjadi pada Mei lalu.

Dengan demikian, nominasi dari Kamboja menjadikan ini nominasi ketiga yang diterima Trump dalam waktu kurang dari dua bulan.

Pola nominasi dari berbagai negara ini menunjukkan adanya pengakuan internasional terhadap upaya Trump dalam mediasi konflik dan pencapaian perdamaian di berbagai belahan dunia.

Kontroversi dan Kritik

Meski mendapat dukungan, nominasi Trump juga menuai kritik. Beberapa pihak menyebutnya sebagai bentuk “flattery diplomatik”, strategi untuk mendekatkan diri dengan Amerika Serikat demi keuntungan politik atau ekonomi, bukan penghargaan tulus atas jasanya.

Pakar hubungan internasional bahkan menyebut kampanye ini sebagai bagian dari “doktrin disruptif” Trump andalan untuk diplomasi banyak yang melihatnya sebagai pendekatan yang lebih berbasis tekanan dan imbalan dagang daripada diplomasi damai berbasis dialog panjang.

Selain itu, Trump sendiri sempat menyatakan bahwa ia tidak memerlukan Nobel. Dalam berbagai kesempatan, ia menyebut bahwa penghargaan itu tidak adil, dan menyangsikan sistem Komite Nobel memberi pertimbangan yang serius untuk sepak terjang politiknya.

Kesimpulan

Meski kontroversial, keputusan Kamboja menominasikan Donald Trump untuk Nobel Perdamaian adalah langkah diplomatik yang tak biasa dan sarat makna.

Menurut pemerintah Kamboja, itu adalah bentuk apresiasi atas peran Trump dalam meredam konflik berdarah dan menyelamatkan stabilitas kawasan.

Dengan dukungan dari beberapa negara lain seperti Pakistan dan Israel nominasi ini membuka perdebatan internasional tentang makna perdamaian dalam era geopolitik modern.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate setiap hari. Kalian bisa kunjungi Indonesia Kamboja, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari news.detik.com
  • Gambar Kedua dari www.pantau.com